Jakarta, CNN Indonesia --
Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan, Riau, mengungkapkan kronologi anak gajah bernama Tari mati. Kepala BTN Tesso Nilo Heru Sumantoro menjelaskan kematian Tari diketahui saat Mahout akan melakukan aktivitas rutin, pada Rabu (10/9) pagi.
"Kemudian melihat adanya Tari yang sudah tergeletak, kemudian dicek dan tidak bergerak lagi dan dinyatakan mati," kata Heru mengutip detikcom, Rabu (10/9).
Selanjutnya, pihaknya menghubungi dokter hewan untuk mengecek kondisi Tari. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya kekerasan fisik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena tidak ditemukan adanya luka, memar atau trauma di badan Tari," imbuhnya.
Hasil pemeriksaan secara kasat mata oleh dokter tidak ditemukan adanya indikasi keracunan.
"Karena tidak ditemukan adanya unsur atau bahan racun di feses maupun di pencernaan," katanya.
Heru menyampaikan pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab kematian gajah Tari ini dengan melakukan pembedahan dan mengirimkan sampel organ untuk diteliti di laboratorium.
"Tindak lanjutnya kita pastikan melalui organ sampel yang akan diambil, yang akan diperiksa, dianalisis pada laboratorium yang kompeten baik itu di Bogor atau di Sumbar," jelasnya.
"Untuk memastikan penyebab kematiannya, apakah memang ada penyakit tertentu, atau virus atau memang ada keracunan," katanya.
BTN Tesso Nilo mengaku akan memperhatikan kondisi gajah lain yang masih tersisa di Flying Squad Tesso Nilo agar tidak tertular atau terpengaruh dari kematian Tari.
Tari mati di usianya yang masih 2 tahun. Tari adalah anak gajah dari induk yang bernama Lisa. Gajah Tari lahir pada 31 Agustus 2023.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait dengan kematian seekor gajah sumatera bernama Tari di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan.
Kepala Subdit IV Ditreskrimsus Polda Riau AKBP Nasrudin membenarkan bahwa pihaknya sedang di lokasi kejadian untuk mengusut penyebab kematian satwa dilindungi tersebut.
"Anggota saat ini sedang di TKP (Tempat Kejadian Perkara) bekerja sama dengan orang dari TNTN, terkait kematian gajah ini. Masih proses penyelidikan," katanya mengutip Antara.
Dokter hewan, Teguh, yang melakukan pemeriksaan fisik terhadap Gajah Tari mengungkapkan hasil pemeriksaan awal.
Hasil pemeriksaan awal tidak menemukan adanya luka atau trauma pada tubuh gajah, namun perut terlihat sedikit menggembung. Dokter kemudian melakukan nekropsi dan mengambil sampel organ untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium di Bogor.
Tari disebut masih dalam kondisi sehat, aktif bermain, dengan nafsu makan normal, serta tidak menunjukkan tanda-tanda sakit sebelumnya. Hanya intensitas menyusu yang sedikit berkurang.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/dal)