Rencana Gila Rusia, Mau Bangun Reaktor Nuklir di Bulan

2 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan pada 2036. Langkah ini diambil untuk mendukung program antariksa Bulan dan stasiun penelitian antara Rusia dan China.

Roscosmos, perusahaan antariksa Rusia, menyatakan bahwa mereka berencana membangun pembangkit listrik bulan pada tahun 2036. Untuk merealisasi target tersebut, Roscosmos bekerja sama dengan perusahaan antariksa Lavochkin Association.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roscosmos tidak secara eksplisit menyatakan bahwa pembangkit listrik tersebut akan menggunakan tenaga nuklir. Namun mereka menyebut bahwa proyek ini juga menggandeng korporasi nuklir negara Rusia, Rosatom, dan Institut Kurchatov, lembaga riset nuklir terkemuka di Rusia.

Roscosmos menyatakan tujuan pembangkit listrik tersebut adalah untuk mendukung program bulan Rusia, termasuk rover, observatorium, dan infrastruktur Stasiun Penelitian Bulan Internasional Rusia-China.

"Proyek ini merupakan langkah penting menuju pembentukan stasiun ilmiah bulan yang beroperasi secara permanen dan transisi dari misi sekali jalan ke program eksplorasi bulan jangka panjang," kata Roscosmos, dalam keterangannya, melansir Reuters, Kamis (25/12).

Pada Juni lalu, Kepala Roscosmos Dmitry Bakanov mengatakan bahwa salah satu tujuan korporasi tersebut adalah menempatkan pembangkit listrik nuklir di bulan dan mengeksplorasi Venus, yang dikenal sebagai "planet saudara" Bumi.

Bulan, yang berjarak 384.400 km dari Bumi, memoderasi goyangan Bumi pada porosnya, yang memastikan iklim yang lebih stabil. Ia juga menyebabkan pasang surut di lautan dunia.

Rencana Amerika

Rusia bukan satu-satunya negara yang memiliki ambisi membangun reaktor nuklir di Bulan. NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, pada Agustus lalu mengumumkan niatnya untuk membangun reaktor nuklir di bulan pada kuartal pertama tahun fiskal 2030.

"Kita sedang berlomba ke Bulan, berlomba dengan China ke Bulan. Dan untuk memiliki pangkalan di bulan, kita membutuhkan energi," kata Menteri Transportasi AS Sean Duffy pada Agustus lalu.

Dia menambahkan bahwa AS saat ini tertinggal dalam perlombaan ke Bulan. Dia mengatakan energi sangat penting untuk memungkinkan kehidupan bertahan di Bulan dan dari sana manusia dapat menuju Mars.

Aturan internasional melarang penempatan senjata nuklir di luar angkasa, tetapi tidak ada larangan untuk menempatkan sumber energi nuklir di antariksa, asalkan mematuhi aturan tertentu.

Beberapa analis ruang angkasa memprediksi demam emas bulan: NASA mengatakan ada perkiraan satu juta ton Helium-3 di Bulan. Hleium-3 merupakan isotop helium yang langka di Bumi.

Logam tanah jarang, yang digunakan dalam smartphone, komputer, dan teknologi canggih, juga terdapat di Bulan, termasuk skandium, yttrium, dan 15 lantanida, menurut penelitian Boeing.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |