Jakarta, CNN Indonesia --
Pertamina Patra Niaga memperpanjang waktu posko pengaduan kendaraan bermotor tersendat atau 'brebet' di wilayah Jawa Timur hingga 10 November mendatang.
Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengatakan kebijakan itu dilakukan Pertamina dengan mempertimbangkan kendala yang dialami konsumen.
"Jadi sementara kami akan memperpanjang posko aduan sampai tanggal 10 November mendatang," kata Ahad, Senin (3/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak dibukanya posko aduan, Selasa (28/10), Pertamina Patra Niaga telah menampung ratusan laporan kendaraan yang 'brebet; di seluruh area Jawa Timur. Wilayah yang paling terdampak terdapat di Bojonegoro.
"Mayoritas masih didominasi sepeda motor, tapi ada juga laporan dua mobil yang brebet di Surabaya dan Kediri," tambahnya.
Lebih lanjut Ahad mengatakan rata-rata jenis aduan kendaraan bermotor yang brebet, khususnya sepeda motor, yang diterima pihaknya mayoritas selaras. Yakni, tarikan gas sepeda motor yang tersendat dan tidak lancar.
Usai laporan tersebut masuk, Ahad mengaku pihaknya masih membutuhkan waktu untuk melakukan kalkulasi mengenai pemberian ganti rugi, juga menimbang hasil uji lab sampel BBM, dan perkiraan estimasi masing-masing kasuistik di tiap-tiap SPBU.
"Jadi nanti untuk pemberian kompensasi akan menunggu hasil uji lab sampel BBM dan perkiraan estimasi masing-masing kasus per SPBU," ujar Ahad.
Sebaga langkah preventif, Ahad pun mengimbau kepada segenap masyarakat untuk senantiasa meminta dan menyimpan bukti pembelian BBM atau perbaikan di bengkel, agar nantinya dapat dilaporkan ke masing-masing SPBU bila terdapat kendala yang dialami usai mengisi BBM.
Sejak fenomena kendaraan brebet yang diduga terjadi usai mengisi BBM jenis Pertalite, Ahad menyebut penjualan Pertamax belum mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan, penjualan Pertalite juga belum mengalami penurunan.
"Tapi kalau di SPBU pusat kota, mungkin sudah ada kenaikan [pembelian BBM Pertamax] itu. Hanya belum besar," pungkas Ahad.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra memastikan pihaknya akan memberikan atensi serius terhadap isu dugaan BBM jenis Pertalite yang tercampur air.
"Terkait isu kontaminasi air di BBM Pertalite yang disalurkan di SPBU, kami dari Pertamina Patra Niaga tentunya all out dan memberikan atensi serius agar hal ini jangan sampai menimbulkan keresahan apalagi menimbulkan kerugian kepada masyarakat," ucap Mars Ega dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/11).
Mars Ega juga memastikan berdasarkan hasil pemeriksaan ratusan SPBU di Jawa Timur, tidak ditemukan adanya percampuran BBM jenis Pertalite dengan kontaminan seperti air.
"Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut," kata Mars Ega.
Berikut daftar posko pengaduan tersebut.
(frd/har)


















































