Petahana Perdana Menteri Sudani Klaim Menang Pemilu Irak

2 hours ago 4

CNN Indonesia

Kamis, 13 Nov 2025 05:30 WIB

PM petahana Irak Mohammed Shia al-Sudani klaim koalisinya menang pemilu. PM Irak Mohammed Shia al-Sudani. Foto: REUTERS/Ahmed Saad

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri petahana Irak, Mohammed Shia al-Sudani, mengeklaim kemenangan koalisinya dalam pemilihan umum yang digelar pada Selasa (11/11).

Dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah, Sudani menyatakan kemenangan itu sebagai kemenangan bagi seluruh rakyat. Dia juga mengucapkan selamat kepada negara atas "koalisi yang memenangkan tempat pertama dalam pemilihan parlemen".

"Koalisi kami, 'Rekonstruksi dan Pembangunan', adalah yang pertama," kata Sudani secara terpisah di X, dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Rabu (12/11) malam waktu setempat, komisi pemilu Irak mengumumkan hasil awal yang menunjukkan Sudani unggul lebih dari 1,3 juta suara atau sekitar 370 ribu lebih banyak dari rivalnya.

Seorang pejabat dekat Sudani sebelumnya mengatakan bahwa petahana itu sedang menuju "kemenangan besar". Sementara itu dua sumber lain memperkirakan aliansi Sudani memenangkan blok terbesar atau sekitar 50 kursi dari total 329.

Di Irak, jabatan perdana menteri dipegang oleh mayoritas Syiah, ketua parlemen dipegang oleh seorang Muslim Sunni, dan jabatan presiden yang sebagian besar bersifat seremonial dipegang oleh seorang Kurdi.

Sebelumnya, banyak warga Irak yang memboikot pemilu itu karena dianggap tak membawa perubahan berarti bagi kehidupan sehari-hari mereka. Warga bahkan menyebut pemilu itu hanya "penipuan" yang hanya menguntungkan elite politik dan kekuatan regional.

Meski demikian, Sudani sebelumnya berjanji untuk terus melanjutkan rekonstruksi dan pembangunan.

Selama tiga tahun masa jabatannya, Baghdad telah berubah menjadi pusat konstruksi yang ramai, dengan terowongan dan jembatan baru dibangun di seluruh kota. Dia juga menegaskan pemerintahannya membantu melindungi Irak dari kekacauan regional selama dua tahun terakhir.

Sejak invasi yang dipimpin Amerika Serikat, Iran telah memegang pengaruh dalam politik Irak, tidak hanya mendukung politisi berpengaruh tetapi juga mendukung kelompok bersenjata di sana.

(dna)

Read Entire Article
| | | |