Jakarta, CNN Indonesia --
Pinkan Mambo mengungkapkan kini tak lagi tinggal di rumah mewah yang disewa dan viral bulan lalu. Ia pindah ke apartemen yang dia sewa harian, bukan bulanan atau tahunan seperti kebanyakan penyewa.
Pinkan Mambo mengaku lebih senang bayar apartemen harian karena ia mengaku tidak punya uang untuk bayar bulanan atau tahunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk bayarnya sebenarnya Rp3,5 juta sih sehari tapi, aku kenal sama bulenya (pemilik unit apartemen) jadi dikasih harga spesial. Jadi, per hari bayar Rp1,5 juta," kata Pinkan di studio Rumpi Trans TV, Senin (29/9).
"Ya memang enggak ada uangnya kalau bayar bulanan atau tahunan, adanya harian soalnya penghasilannya kan dari harian," tuturnya seperti diberitakan detikcom pada Kamis (2/10).
Dalam kesempatan itu, Pinkan Mambo juga membahas kondisi keuangannya di balik seluruh keputusannya. Ia merespons dugaan banyak pihak bahwa dirinya kini bangkrut.
"Setengah fakta, setengah fitnah. Bukan bangkrut sih, cuma kayaknya aku dan anak-anak enggak cocok tinggal di rumah besar," ucapnya.
Ia kemudian mengungkapkan alasan pindah dari rumah ke apartemen. Pinkan klaim semua demi anak keempatnya, Luke, yang kini berusia delapan tahun.
Pinkan mengatakan tinggal di apartemen akan jauh lebih nyaman karena anak keempat Pinkan bisa bergerak bebas, tidak repot naik turun tangga seperti di rumah lama mereka yang terdiri dari dua lantai.
"Soalnya Luke enggak bisa kalau naik turun tangga. Kalau di apartemen kan enggak harus naik turun tangga," ungkapnya sambil tersenyum.
Hal itu disampaikan setelah Pinkan Mambo dan keluarganya sempat menyewa rumah mewah di BSD yang digunakan juga sebagai pabrik pembuatan donatnya.
Harga sewa rumah tersebut Rp2,5 juta per hari yang disebut merupakan harga diskon dari yang sebelumnya Rp 4 juta per hari.
Pinkan kala itu mengatakan harga sewa rumah tersebut masih terjangkau. Sebab, jika biaya sewanya dibayar per bulan jauh lebih mahal dan ia tidak menyanggupi untuk membayarnya.
Lebih lanjut, Pinkan mengatakan sewa rumah tersebut juga masih hutang karena penjualan donatnya pun belum meraup keuntungan.
Alasannya lainnya adalah ia membutuhkan dapur dan garasi yang luas untuk memproduksi donat. Sebab, pesanan donat Pinkan Mambo mulai membludak sehingga harus diproduksi dalam jumlah banyak.
"Jadi istilahnya kita cuma numpang di pabrik donat lah, Pinkan itu tidurnya di pabrik donat kasarnya," ungkapnya.
(chri)