Jakarta, CNN Indonesia --
Tingkat pengangguran terbuka di kalangan muda, terutama bagi lulusan SMA dan SMK, masih menjadi tantangan besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025 mencatat lebih dari 6 juta jiwa berusia 15-24 tahun belum memiliki pekerjaan tetap.
Salah satu upaya konkret datang dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perusahaan BUMN yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil. Melalui program pembiayaan dan pendampingan usaha, Perseroan tidak hanya membuka akses permodalan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi puluhan ribu anak muda.
Saat ini, PNM mempekerjakan tenaga lapangan PNM atau Account Officer (AO) yang merupakan lulusan SMA dan SMK. Di samping mendapatkan pekerjaan, para AO juga berkesempatan mengikuti program beasiswa kuliah sarjana yang disediakan PNM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini cukup jarang terjadi, karena lulusan SMA/SMK umumnya kesulitan masuk dunia kerja formal. PNM justru memberi kesempatan kerja sekaligus program beasiswa kuliah sarjana gratis bagi para AO-nya.
Para AO PNM tidak hanya bekerja untuk kepentingan perusahaan. Tugas utama mereka adalah memberdayakan masyarakat prasejahtera, terutama ibu-ibu yang berada di garis kemiskinan atau yang sering disebut 'wong cilik'.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menjelaskan bahwa hingga saat ini PNM telah melayani sekitar 22,7 juta nasabah di seluruh Indonesia. Artinya, 22,7 juta keluarga telah mendapatkan akses permodalan dan pendampingan usaha melalui peran para AO.
"Ini menjadi bukti bahwa para AO PNM adalah roda pemberdaya, setidaknya di kalangan masyarakat prasejahtera Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/11).
Ia menilai, langkah PNM ini dapat memberikan manfaat ganda. Di satu sisi, membuka lapangan kerja bagi lulusan SMA dan SMK yang sering kali sulit terserap pasar kerja.
Di sisi lain, upaya ini juga memperkuat upaya pemerintah dalam menekan angka kemiskinan melalui peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat kecil.
Hingga saat ini, keberadaan AO PNM tersebar hingga ke pelosok Indonesia. Mereka mendampingi usaha mikro warga secara langsung, memberikan akses pembiayaan, dan membantu pengelolaan usaha.
Model kerja ini menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi tidak harus dimulai dari pusat kota atau kantor besar. Justru perubahan terjadi di tingkat akar rumput, melalui pendampingan langsung oleh AO yang memahami kondisi masyarakat setempat.
Melalui jaringan AO yang tersebar hingga ke pelosok, PNM berupaya menjaga keberlanjutan program pemberdayaan berbasis komunitas. Dengan pendekatan ini, PNM tidak hanya menciptakan peluang kerja, tetapi juga mendorong perubahan sosial di tingkat akar rumput.
Para lulusan SMA dan SMK yang menjadi AO kini berperan sebagai penggerak ekonomi 'wong cilik', sekaligus bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi nasional dari bawah.
(rir)

















































