Jakarta, CNN Indonesia --
Insiden mobil sport hilang kendali kembali terjadi. Kali ini melibatkan Porsche Cayman GT4 RS yang menabrak Toyota Rush di tol Sidoarjo arah Porong, Minggu (1/6) siang. Akibat kejadian itu mobil Rush sampai terguling.
Menurut keterangan kepolisian, mobil SUV tersebut berisi satu keluarga. Enam orang, termasuk sopir, mengalami luka-luka yang sebagian besar cedera di bagian kepala. Sementara seorang balita berusia sekitar tiga tahun selamat tanpa luka.
Kasus ini mengingatkan kita bila mengemudi mobil bertenaga besar tidaklah mudah. Asal injak gas tanpa perhitungan matang tentu berisiko tak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga pengguna jalan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktisi keselamatan Jakarta Devensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu pernah mengatakan mengemudikan sports car harus punya kemampuan mumpuni, karena tenaga besar yang dihasilkan mesin.
Sebagai contoh, mobil MPV dan SUV dari posisi diam sampai 100 km per jam mungkin membutuhkan waktu sekitar 10 detik. Namun durasi yang dibutuhkan mobil akan jauh lebih singkat, sekitar tiga hingga empat detik.
Karena itu setiap pijakan pedal gas harus terukur sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui.
Di samping itu, setiap pengemudi harus mengerti seluk beluk mobilnya. Pelajari mode berkendara yang tersedia misalnya mode normal, sport, super sport atau bahasa lainnya sehingga dapat menyesuaikan medan jalan yang dilalui.
Disarankan buat pengemudi yang belum terbiasa mengemudi mobil berperforma, untuk mengaktifkan mode berkendara normal. Sebab, umumnya kerja mesin lebih 'kalem' sehingga mobil lebih mudah dikendalikan.
"Jangan asal injek gas, pahami dahulu mobilnya. Mobil ini beda dengan mobil biasanya. Gunakan mode berkendara yang paling santai. Supercar itu kan punya pilihan mode. Pilih yang rendah supaya kemampuan mesin itu tidak keluar semua," kata Jusri beberapa waktu lalu.
Jusri menambahkan pengemudi juga harus memperhatikan fitur penunjang keselamatan misal kontrol traksi.
Fitur itu dipercaya membantu ban agar tidak selip atau meningkatkan daya cengkeram ban ke aspal yang membuat mobil melintir. Karena itu jangan pernah mematikan fitur tersebut, kecuali mobil berada di sirkuit dan di baliknya merupakan seorang pengemudi profesional.
"Jangan bergaya segala mematikan fitur, misalnya kontrol traksi. Itu kalau dimatikan bisa menyebabkan roda spin (berputar tak terkendali). Kalau sudah pengalaman tidak apa-apa karena mereka memang mau cari sensasi berkendara," ucapnya.
Terkait pengereman, Jusri melanjutkan juga harus diperhatikan. Kata dia mobil ini bisa melaju sangat cepat, untuk itu pengemudi harus memperhitungkan waktu tepat untuk mengerem atau menghindar jika ada objek yang muncul mendadak di depan.
"Ingat ini teori dasar semakin berat semakin besar momentum. Semakin besar tenaga semakin besar momentum, semakin cepat semakin besar momentumnya," kata Jusri.
Karena sports car memiliki ground clearance rendah, Jusri bilang pengemudi juga harus pintar memilah jalan.
"Mengemudi memang sama saja, tapi kalau supercar atau mobil sport beda. Perlu pemahaman dulu sebelum jalan," kata dia.
Jusri menambahkan pengemudinya harus memikirkan segala risiko, salah perhitungan bisa membuat mobil bergerak liar yang membuat kemudi susah dikendalikan.
(ryh/mik)