Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah sedang mengkaji cara menekan beban subsidi listrik tanpa harus menaikkan tarif bagi masyarakat.
Salah satu opsi yang dibahas adalah pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu di Hambalang kemarin, ada diskusi tentang program pengurangan subsidi listrik utamanya, dengan waktu itu dibicarakan tentang penggunaan PLTS Surya ya," ujar Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9).
"Tapi kita lihat masih agak sedikit terlalu tinggi harganya, nanti sedang dicarikan teknologi yang baru maupun effort-effort supaya harga produksinya itu mendekati harga yang murah sekarang, atau subsidi-nya mengecil atau betul-betul hilang gara-gara itu," imbuhnya.
Ia menjelaskan pemerintah tengah mencari teknologi PLTS yang lebih efisien, sekaligus membuka peluang untuk menggunakan sumber energi baru terbarukan lain yang biayanya lebih rendah.
Menurutnya, arah kebijakan bukanlah menaikkan tarif listrik, melainkan mencari cara agar biaya produksi listrik semakin murah.
"Tujuannya kan itu. Kalau subsidi berkurang bukan dinaikin harganya, dicari sumber-sumber penghasil listrik yang cost-nya murah," ujarnya.
Kendati demikian, Purbaya menekankan perhitungan detail pengurangan subsidi berada di bawah kewenangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Ia menambahkan pada tahap awal tetap dibutuhkan investasi untuk membangun teknologi pembangkit yang lebih murah.
"Awalnya pasti ada investasi. Kita akan hitung itu. Kalau investasi besar tapi betul-betul menghasilkan, nanti begitu jadi, listrik yang lebih murah, yang bisa mengurangi subsidi dalam beberapa puluh tahun ke depan, itu saya enggak akan ragu untuk membiayainya," jelasnya.
Purbaya mengakui upaya menghapus subsidi listrik tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Saat ini, pengembangan teknologi energi terbarukan masih terus disempurnakan agar benar-benar bisa menghasilkan listrik dengan biaya rendah.
"Kalau mengurangi subsidi enggak ya? Maunya yang subsidi itu hilang semua. Tapi kan enggak segampang itu. Sedang dikembangkan, dan kayaknya dikembangkan teknologinya, dicari supaya lebih murah lagi," katanya.
Ia menuturkan dirinya sudah melihat rancangan desain PLTS yang melibatkan produksi panel surya dan baterai di dalam negeri. Namun, perhitungan teknis dan keekonomian proyek tersebut masih harus diperdalam sebelum benar-benar dapat dijalankan.
"Saya sudah lihat presentasinya, sudah ada desain PLTS yang cukup baik, yang termasuk pembuatan baterai di sini dan pembuatan solar panel di sini sendiri," tutur Purbaya.
"Yang saya lihat sih cuma menjanjikan, tapi saya melihat sih, hitungannya belum terlalu mantap, belum selesai lah. Masih harus dikerjakan lagi. Tapi itu pasti kelihatannya ke depan akan bisa dicapai," lanjutnya.
(del/end)