CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2025 02:40 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bakal ada tim yang dikirim ke China lagi untuk membahas utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Surabaya, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bakal ada tim yang dikirim ke China lagi untuk membahas utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh.
"Tapi nanti akan diskusikan dan mungkin Indonesia akan kirim tim ke China lagi kan, untuk diskusi seperti apa nanti pembayaran persisnya. Kalau itu saya diajak biar saya tahu diskusinya seperti apa nanti," kata Purbaya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Senin (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purbaya merespons rencana Presiden Prabowo Subiantoyang akan menggunakan uang sitaan dari koruptor untuk membayar untang kereta cepat.
Purbaya mengatakan pemerintah masih mendiskusikan rencana penggunaan uang sitaan dari koruptor tersebut.
"Masih didiskusikan, masih didiskusikan nanti detailnya. Itu masih yang ada adalah masih garis-garis besarnya," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan siap membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh sekitar Rp1,2 triliun per tahun.
Prabowo meminta seluruh pihak untuk tak hanya melihat persoalan itu dari besaran anggarannya, tapi juga manfaatnya bagi publik.
"Pokoknya enggak ada masalah karena itu kita harus bayar mungkin Rp1,2 triliun per tahun, tetapi manfaatnya mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung," kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11).
Di kesempatan yang sama, Prabowo juga menyebut pemerintah bakal menggunakan uang negara hasil sitaan dari para koruptor untuk membayar utang Whoosh.
"Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi [setelah diambil negara] saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi, saudara saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua," ujar Prabowo.
(fra/frd/fra)
















































