Timnas Indonesia Lawan Negara Arab: Kontrol Emosi, Mereka Lebay

5 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 23 Jun 2025 17:54 WIB

Timnas Indonesia menghadapi laga yang krusial pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan dituntut tidak lengah, termasuk menjaga emosi. Timnas Indonesia sudah beberapa kali bertemu dengan negara-negara Arab. (CNNIndonesia.com/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Timnas Indonesia menghadapi laga yang krusial pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan dituntut tidak lengah, termasuk menjaga emosi.

Saran mengontrol reaksi psikologis dan fisiologis tersebut diungkapkan mantan pemain Timnas Indonesia yang kini menjadi pengamat, Supriyono Prima.

Supriyono menyoroti hal-hal non teknis yang selama ini lekat dengan gaya sepak bola negara-negara Arab yakni menyulut emosi lawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia merupakan satu-satunya negara non-Arab yang tampil di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, sisanya adalah Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, dan Oman.

"Lolos babak empat adalah momentum bagus meski lawan tim dari timur tengah. Tapi yang harus diperhatikan adalah hal-hal seperti lawan bahrain."

"Mereka tricky, suka provokasi. Artinya setiap pemain hanya perlu berpikir untuk menang dan lolos," kata pemain yang masuk dalam program PSSI Primavera pada era 1990-an itu.

Menurut Supriyono, para pemain tak hanya cukup mendapat penanganan taktikal dan fisik. Terlebih sosok-sosok yang menjadi pilar di lini pertahanan.

"Artinya mentalitas pemenang harus dibangun. Tidak mudah menaikkan psikologis setelah kalah dari jepang. Kita masih punya waktu beberapa bulan. Pemain harus kontrol emosi. Mereka suka provokasi, bisa dibilang lebay. Tapi hal seperti itu tidak boleh memancing pemain kita terutama pemain belakang," ujar Supriyono.

Ibarat peribahasa 'karena nila setitik, rusak susu sebelanga', Supriyono tak ingin Timnas Indonesia serampangan menyikapi perilaku lawan karena pertaruhannya adalah tiket Piala Dunia.

"Ketika terpancing, saya khawatir kita mudah dieksploitasi. Kontrol emosi penting dan kita perlu kedewasaan. Ini bukan fase mudah, ini fase krusial. Sekali gagal, kita harus tunggu lagi momentum yang entah kapan," sambungnya.

[Gambas:Video CNN]

(nva/rhr)

Read Entire Article
| | | |