Trump Bakal Jamu Netanyahu Bicara soal Gaza: Akan Ada Hal Istimewa

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menerima kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (29/9) untuk menggelar pembicaraan penting soal Jalur Gaza Palestina

Trump mengklaim kesepakatan untuk mengakhiri perang hampir dua tahun di Gaza, membebaskan sandera yang ditahan Hamas, serta melucuti kelompok militan Palestina itu pada dasarnya sudah tercapai setelah pertemuan dengan para pemimpin Arab pekan lalu di New York.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Trump memang menggelar pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara Arab dan Muslim, termasuk Presiden Prabowo Subianto, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.

Trump bahkan memberi isyarat akan adanya "terobosan" melalui jejaring sosialnya, Truth Social.

"SEMUA PIHAK TELAH SIAP UNTUK SESUATU YANG ISTIMEWA, UNTUK PERTAMA KALINYA. KITA AKAN MEWUJUDKANNYA!!!" bunyi unggahan Trump tersebut.

Namun, Netanyahu tampak masih ogah berunding dan mencapai gencatan senjata dan menghentikan agresi brutal Israel di Jalur Gaza yang sudah menewaskan lebih dari 65 ribu orang Palestina.

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Jumat lalu, Netanyahu bersumpah akan "menuntaskan pekerjaan" melawan Hamas serta berjanji menghalangi terbentuknya negara Palestina.

Dikutip AFP, pernyataan itu diucapkan Netanyahu kala semakin banyak negara yang baru-baru ini mengakui Negara Palestina, termasuk sekutu-sekutu AS-Israel seperti Prancis, Inggris, Australia, dan Kanada.

Netanyahu juga tampak enggan menghentikan invasi darat terbarunya di Kota Gaza, yang dalam beberapa pekan terakhir telah memaksa ratusan ribu warga mengungsi dan menewaskan ratusan warga Palestina.

Pertemuan ini akan menjadi kunjungan keempat Netanyahu ke Gedung Putih sejak Trump kembali berkuasa pada Januari lalu.

Meski biasanya menjadi sekutu dekat Netanyahu, Trump belakangan menunjukkan tanda-tanda frustrasi menghadapi Israel dan agresi brutalnya di Gaza yang kian memicu kecamanan dunia, termasuk sekutu tradisional AS.

Pekan lalu, Trump bahkan memperingatkan Netanyahu agar tidak menganeksasi Tepi Barat Palestina dan mewanti-wanti agar Israel tak lagi menyerang Qatar yang merupakan sekutu utama AS di kawasan. 

21 poin proposal Trump soal Gaza

Dalam pertemuan dengan pemimpin negara Arab dan Muslim di New York pekan lalu, Trump terdengar semakin optimistis mengenai peluang kesepakatan gencatan senjata di Gaza tercapai. 

Laporan menyebut dalam pertemuan itu Trump dan para pemimpin negara yang hadiri menyusun 21 poin proposal gencatan senjata Hamas-Israel di Gaza. Kesepakatan itu mencakup pelucutan senjata Hamas, pembebasan seluruh sandera, serta gencatan senjata.

Nama mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, sempat disebut dalam sejumlah laporan media sebagai kandidat pemimpin otoritas transisi untuk Gaza di bawah usulan AS.

Badan tersebut disebut "Gaza International Transitional Authority" yang akan beroperasi dengan dukungan PBB dan negara-negara Teluk Arab, sebelum pada akhirnya menyerahkan kendali kepada Otoritas Palestina (PA) yang telah direformasi.

Namun, Netanyahu dalam pidatonya di PBB menolak tegas gagasan agar PA yang berbasis di Ramallah kembali berperan dalam pemerintahan Gaza.

Ia juga menyatakan keraguannya yang mendalam terhadap kemungkinan PA dapat direformasi.

"Saya rasa kredibilitas atau kemungkinan dari Otoritas Palestina yang direformasi, yang benar-benar mengubah haluannya, yang menerima negara Yahudi, yang mengajarkan anak-anaknya untuk merangkul hidup berdampingan dan bersahabat dengan negara Yahudi-alih-alih hidup dengan tujuan menghancurkannya-ya, semoga berhasil," ujarnya dalam program The Sunday Briefing di Fox News.

(bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |