Trump Ogah Ikut Teken Pernyataan soal Iran vs Israel di KTT G7

8 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden AS Donald Trump tidak niat menandatangani pernyataan bersama menyerukan deeskalasi Israel dan Iran yang dirancang para pemimpin G7 di Kanada, menurut sumber pada Senin (16/6).

Para pejabat yang mempersiapkan dokumen tersebut, seperti diberitakan CNN, berharap bahwa Trump akhirnya dapat diyakinkan untuk mencantumkan namanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Draf pernyataan tersebut, yang dipelopori para pejabat Eropa di pertemuan puncak tersebut, mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri dan Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir.

Keputusan Trump tidak menandatangani pernyataan tersebut langsung menimbulkan perpecahan dengan rekan-rekannya saat pertemuan puncak tersebut berlangsung di Kanada.

Beberapa jam sebelum konferensi diadakan, pembicaraan sedang berlangsung di antara para delegasi G7 tentang rancangan pernyataan tersebut.

Para pejabat Eropa, dipimpin Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, berharap menyelesaikan konsensus di antara para pemimpin tentang situasi Timur Tengah bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney selaku tuan rumah.

[Gambas:Video CNN]

Namun Trump, yang mempertanyakan manfaat organisasi multilateral seperti G7, tidak ada niatan menandatangani pernyataan bersama itu.

"Di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump, AS kembali memimpin upaya memulihkan perdamaian di seluruh dunia," kata seorang pejabat Gedung Putih menanggapi pertanyaan tentang rencana Trump terkait pernyataan bersama tersebut.

"Presiden Trump akan terus berupaya untuk memastikan Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir,"

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan Trump merasa tidak ada alasan saat ini baginya untuk menandatangani pernyataan tersebut, mengingat apa yang telah ia katakan secara terbuka tentang konflik Israel dan Iran.

Ketika ditanya apakah pernyataan tersebut akan menunjukkan persatuan para pemimpin dunia mengenai masalah tersebut, pejabat senior tersebut menjawab kehadiran Trump di sana atas adalah caranya untuk menunjukkan persatuan.

Seorang pejabat senior Kanada mengatakan delegasi yang mewakili tujuh pemimpin G7 akan terus membahas verbatim pernyataan tersebut, dan para pemimpin Eropa khususnya masih terlibat dengan harapan untuk mencapai konsensus.

"Ini belum menjadi kesepakatan yang tuntas, ini adalah sesuatu yang akan dibahas di tingkat pemimpin. Kami perkirakan sebagian besar pembicaraan itu akan terjadi dalam sesi keamanan global malam ini. Masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang apa yang akan atau tidak akan muncul dari pembicaraan itu," kata pejabat senior Kanada itu.

Trump sebelum pertemuan puncak dimulai mengatakan bahwa ia yakin Iran ingin meredakan konfliknya dengan Israel saat pertikaian antara kedua negara memasuki hari keempat.

"Ya," kata Trump kepada CNN ketika ditanya apakah ia melihat sinyal atau pesan dari perantara bahwa Iran ingin meredakan konflik.

"Mereka ingin berunding, tetapi mereka seharusnya sudah melakukannya sebelumnya. Saya punya waktu 60 hari, dan mereka punya waktu 60 hari, dan pada hari ke-61, saya berkata, 'Kita tidak punya kesepakatan.'"

"Mereka harus membuat kesepakatan, dan itu menyakitkan bagi kedua belah pihak, tetapi menurut saya Iran tidak memenangkan perang ini, dan mereka harus berunding, dan mereka harus berunding segera, sebelum terlambat," katanya saat bertemu dengan Carney.

Trump mengeluarkan ultimatum dua bulan pada musim semi ini bagi Iran untuk membuat kesepakatan nuklir atau menghadapi konsekuensinya.

Sedangkan rekan-rekan Trump di G7 berencana menekan pemimpin AS tersebut mengenai strateginya dalam menangani Israel dan Iran.

Mengingat pengaruh AS atas Israel, mereka menginginkan gambaran lebih jelas tentang berapa lama AS bermaksud membiarkan konflik berlanjut, atau apakah Trump berencana menekan PM Israel Benjamin Netanyahu untuk meredakan ketegangan.

(chri)

Read Entire Article
| | | |