Wamentan Sebut Pabrik Gula Setop Produksi Gara-gara Impor Etanol

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut sejumlah pabrik gula menyetop produksi gara-gara stok tetes tebu menumpuk imbas impor etanol.

Sudaryono menyampaikan tetes tebu atau molase petani lokal sebagian biasanya dipakai untuk produksi etanol. Karena keran impor etanol dibuka, tetes tebu dari petani lokal tak terpakai.

"Betul ada penumpukan tetes di pabrik gula kita, di mana bukan hanya menumpuk, tapi karena menumpuk sehingga pabriknya ada kekhawatiran. Dan beberapa pabrik itu menghentikan gilingnya karena menumpuk tetesnya," ujar Sudaryono dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan pemerintah sedang membahas solusi agar produksi tetes bisa terserap melalui industri etanol. Menurutnya, hal ini juga dapat mengurangi ketergantungan impor etanol yang selama ini masuk ke pasar domestik.

"Ini kami raise agar etanol diatur sehingga tetes dari pabrik gula kita ini bisa termanfaatkan secara maksimal tidak menumpuk, dan juga kita ngurang-ngurangi impor dari etanol itu," ucap Sudaryono.

Isu penumpukan tetes tebu mencuat seiring kebijakan impor etanol dan molase tanpa kuota yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2025.

Aturan ini menggantikan Permendag 8/2024 dengan menghapus kewajiban rekomendasi impor dan membuka akses masuk produk etanol (HS 2207.10.00 dan HS 2207.20.00) serta tetes tebu (HS 1703.00.00) tanpa batas kuota.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebelumnya menyatakan tetes tebu lokal sulit terserap karena banjir impor etanol. Padahal, tetes tebu yang keluar dari proses giling tebu menjadi salah satu produk penting untuk menjaga keberlanjutan produksi pabrik gula.

"Mohon dipertimbangkan (pembatasan impor etanol), supaya tebunya itu masih bisa diserap terus, bisa menggiling terus, jadi tetesnya itu harus keluar. Keluarnya salah satunya buat etanol. Tolong bisa juga diukur importasi etanol," ungkap Arief di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9).

Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan kebijakan baru ini tidak dimaksudkan untuk merugikan produsen dalam negeri. Ia menyebut tren impor tetes tebu lima tahun terakhir justru menurun, sehingga tidak akan mengganggu pasar lokal.

Meski begitu, ia membuka ruang evaluasi jika aturan baru terbukti menekan industri.

"Mulai hari ini coba kita lihat perkembangannya seperti apa. Kalau itu memang mengganggu industri, mengganggu produksi, ya bukan masalah, Permendag bisa saja direvisi, enggak masalah, tapi harus dievaluasi," ujarnya.

Namun, kebijakan tersebut menuai penolakan dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Sekretaris Jenderal DPN APTRI M. Nur Khabsyin menyebut stok molase kini menumpuk di tangki pabrik gula. Ia memperingatkan jika aturan tidak segera direvisi, petani akan turun melakukan aksi unjuk rasa ke Kementerian Perdagangan.

[Gambas:Video CNN]

(del/dhf)

Read Entire Article
| | | |