Wapres AS Bela Trump Usai Dituduh Elon Musk Terlibat Kasus Epstein

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Komedian Theo Von menjadi orang pertama yang memperlihatkan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance, mengenai cuitan Elon Musk di media sosial X, yang menuduh Presiden Donald Trump terlibat dalam kasus Jeffrey Epstein.

Cuitan Trump-Epstein yang dilontarkan Elon Musk tertangkap pada podcast Theo Von hari Kamis (5/6).

Dalam episode "This Past Weekend w/ Theo Von" yang dirilis Sabtu (7/6), Von menunjukkan kepada Vance salah satu cuitan paling viral dari perseteruan kedua tokoh tersebut. Dalam cuitan itu, CEO Tesla tersebut mengklaim, "@realDonaldTrump ada dalam berkas Epstein. Itulah alasan sebenarnya mengapa hal itu tidak dipublikasikan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jeffrey Epstein adalah terdakwa pelaku kejahatan seksual terhadap gadis di bawah umur yang juga terlibat dalam perdagangan seks. Klien Epstein diyakini adalah sejumlah pesohor, termasuk para pejabat. Eipstein sendiri sudah tewas bunuh diri pada 2019.

"Oke, wow. Saya bahkan belum melihat yang ini," kata Vance saat melihat cuitan Elon Musk soal Trump. Dia mengaku sedang berada di pesawat saat terjadi saling serang antara Musk dan Trump di internet.

"Pertama-tama, sama sekali tidak. Donald Trump tidak melakukan kesalahan apa pun dengan Jeffrey Epstein," tegas Vance, seperti dilansir Independent. "Apapun yang dikatakan Demokrat dan media tentang dia, itu sama sekali omong kosong," sambungnya.

Saling serang di media sosial antara Musk dengan Trump terjadi hanya seminggu setelah Musk mengundurkan diri dari perannya di DOGE dalam pemerintahan Trump.

Vance mengaitkan tindakan Musk secara daring sebagai sebuah sikap dari orang yang masih baru dalam politik. Vance menyebut frustrasinya Musk juga karena bisnisnya diserang tanpa henti sejak ia bergabung dengan Gedung Putih di bawah pemerintahan Trump.

Pengunduran diri Musk menyusul laporan Wall Street Journal yang mengutip sumber internal. Sumber tersebut mengklaim bahwa bahkan Trump pun mulai frustrasi dengan Musk dan ragu apakah tujuannya di DOGE dapat tercapai.

Sejak saat itu, Musk telah menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap RUU "One Big Beautiful Bill Act" yang didukung Trump. RUU ini mencakup berbagai perubahan kebijakan, termasuk pemotongan pajak, reformasi kesejahteraan, dan investasi infrastruktur.

"Elon berhak atas pendapatnya," kata Vance kepada Von di podcast itu. "Saya tidak mengatakan dia harus setuju dengan RUU itu atau setuju dengan semua yang saya katakan. Saya hanya berpikir ini adalah kesalahan besar bagi orang terkaya di dunia, saya pikir salah satu pengusaha paling transformasional yang pernah ada, untuk berperang dengan orang paling berkuasa di dunia, yang menurut saya melakukan lebih banyak untuk menyelamatkan negara daripada siapa pun di masa hidup saya," beber Vance.

Vance berpendapat bahwa siapa pun harus memiliki rasa hormat pada Trump dan tidak apa jika tidak harus setuju pada setiap isu. "Tapi apakah perang ini benar-benar demi kepentingan negara? Saya kira tidak," ujarnya.

Meskipun Musk sangat meledak-ledak di media sosial, Vance berharap ia dapat kembali ke barisan dalam politik.

"Saya tahu presiden sedikit frustrasi, merasa bahwa beberapa kritik dari Elon tidak adil," kata Vance. "Tapi menurut saya ini sangat terkendali, karena presiden tidak berpikir dia harus terlibat dalam permusuhan berdarah dengan Elon Musk. Dan saya sebenarnya berpikir bahwa jika Elon sedikit tenang, semuanya akan baik-baik saja," imbuhnya.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |