Jakarta, CNN Indonesia --
Maulid Nabi Muhammad Saw 1447 Hijriah tahun ini jatuh pada hari Jumat, 5 September 2025. Maka itu, pada sholat Jumat ini khutbah dapat mengangkat tema peringatan kelahiran Nabi.
Khutbah Jumat Maulid Nabi dapat berfokus pada rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat sekaligus meneladani akhlak mulia Rasulullah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isi khutbah Jumat bertemakan Maulid Nabi diharapkan membuat jemaah dapat meneladani semua hal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, baik tutur kata, perbuatan, dan juga akhlak mulia.
Selain itu, umat Islam juga dapat menyambut hari lahir Nabi Muhammad Saw dengan membaca sholawat, zikir, ataupun melakukan kegiatan keagamaan untuk lebih mendekatkan diri kepada nabi.
Dihimpun dari laman NU Online, berikut kumpulan khutbah Jumat Maulid Nabi yang bisa dijadikan referensi.
1. Keistimewaan dan Kemuliaan Nabi Muhammad Saw
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah, mari meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah Swt. Sebagai seorang hamba, kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagai rambu-rambu kehidupan kita di dunia.
Jamaah jumah rahimakumullah, tak terasa saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Awal. Bulan ini merupakan bulan dilahirkannya Nabi Muhammad Saw sehingga disebut juga dengan bulan Maulid.
Sebagai seorang muslim, sudah barang tentu kita wajib meneladani kemuliaan Nabi Muhammad Saw dengan bersholawat dan mengucap salam. Hal ini seperti disebut dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
Ayat tersebut menjelaskan jika Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Ini menjadi bukti jika Nabi Muhammad memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan manusia lain di muka bumi ini. Sudah sepatunyalah kita juga senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw.
Sholawat yang kita panjatkan kepada Nabi adalah sebuah doa agar senantiasa diberikan rahmat oleh Allah Swt dan diakui menjadi pengikut dari Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian, kita berhak mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak.
Baginda Nabi menjadi salah satu contoh keteladanan bagi kita dalam semua aspek kehidupan. Hal ini seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Ahzaab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
Untuk itu, pada bulan yang mulia ini hendaklah kita bisa meneladani semua suri teladan Nabi Muhammad Saw. Keluhuran akhlak Nabi Muhammad ini sesuai dengan misi utamanya saat diutus oleh Allah Swt yakni untuk memperbaiki akhlak manusia.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah, demikian bukti nyata keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad yang disebutkan dalam kitab suci Al Quran. Semoga hal ini dapat menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw dan semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatnya di yaumil kiamat nanti. Aamiin.
2. Maulid Berkah, Momentum Perkuat Dakwah
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah, segala puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt, karena berkah qudrah dan iradah-Nya lah, kita semua masih dapat senantiasa istikamah untuk menunaikan ibadah sholat Jumat. Semoga ibadah ini menjadi bukti bahwa kita termasuk hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.
Tak lupa, sholawat dan salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang keteladanannya menjadi referensi terbaik untuk dijadikan pedoman hidup semua umat muslim agar selamat di dunia dan akhirat. Semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir. Aamiin ya rabbal âlamin.
Selanjutnya, kami selaku khatib untuk mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan sholat Jumat ini, agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, dengan sebenar-benarnya takwa dengan mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan larangan-Nya.
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah, dakwah menjadi salah satu upaya untuk mengajak sesama muslim agar berada dalam kebenaran dan kemaslahatan. Tak harus berada di atas mimbar, tapi dakwah juga bisa kita lakukan mulai dari diri kita, keluarga, dan tetangga.
Sebagai umat Islam kita memiliki tanggung jawab untuk menjalankan dakwah dan mengajak saudara seiman agar selalu pada kebenaran. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Ali 'Imran, [3]: 104).
Ayat tersebut membuat kita semua memiliki kewajiban dan juga tanggung jawab untuk saling mengajak dan mengingatkan kepada sesama umat muslim. Tugas kita adalah memberikan nasehat jika ada muslim yang tersesat dan mengajaknya kembali pada jalan yang benar.
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah, berdakwah tidak hanya bisa dilakukan di atas mimbar saja, tapi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Terlebih lagi kita saat ini tengah merayakan maulid nabi.
Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad menjadi sebuah momentum yang sangat tepat untuk berdakwah. Dengan dakwah ini kita dapat mengenalkan sosok Nabi Muhammad yang sangat mulia dan luhur, menceritakan keteladanan hidupnya yang penuh dengan kesabaran dalam mengajak pada kebaikan.
Ma'asyiral muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah. Orang-orang yang berada di jalan dakwah akan mendapatkan kemuliaan yang sangat agung. Mereka akan mendapatkan doa dari para malaikat dan semua makhluk yang ada di dunia ini.
Tak hanya itu, orang yang berdakwah dengan mengajak untuk melakukan kebaikan akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengerjakan kebaikan tersebut. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: "Siapa saja yang menunjukkan kebaikan (kepada orang lain), maka baginya pahala yang sama dengan orang yang mengerjakan (kebaikan) tersebut." (HR Ibnu Mas'ud).
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah. Dari materi khutbah Jumat ini dapat disimpulkan bahwa momentum perayaan maulid nabi merupakan salah satu sarana yang sangat tepat untuk dijadikan media dakwah. Kita bisa mengenalkan sifat dan keteladanan nabi, serta mengajak orang lain untuk terus istikamah dalam mengerjakan kebaikan.
Demikian khutbah Jumat perihal menjadikan bulan maulid yang penuh berkah ini sebagai sarana untuk berdakwah. Semoga khotbah ini bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istikamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Aamiin ya rabbal alamin.
3. Maulid, Momentum Bersyukur menjadi Umat Nabi
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah Alhamdulillâhi rabbil alamin, segala puji dan sanjung mari senantiasa kita haturkan kepada Allah Swt, karena hingga saat ini kita senantiasa diberikan kenikmatan yang niscaya tak terhitung jumlahnya. Semoga ibadah yang kita lakukan ini diterima oleh Allah Swt.
Sholawat dan salam kita persembahkan kepada panutan kita, Nabi Muhammad Saw, yang telah menjadi suri teladan terbaik sepanjang masa bagi kita semua umat muslim, baik dalam berbuat, bertindak dan juga bertutur kata. Semoga kita semua mendapatkan limpahan syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.
Selanjutnya, sebagai awal khutbah Jumat ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir untuk terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, dengan sebenar-benarnya takwa dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah. Saat ini kita berada di bulan Rabiul Awal, bulan yang diyakini sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita merayakan dan mensyukuri hari yang mulia tersebut.
Lahirnya Nabi Muhammad merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada alam semesta. Nabi diutus oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta, serta untuk mengajarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.
Dalam QS Yunus ayat 58 kita semua dianjurkan untuk berbahagia dengan hari kelahiran Nabi Muhammad. Bahkan, Allah Swt berfirman agar kita bergembira menyambut momentum ini.
قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58).
Merayakan hari lahirnya Nabi Muhammad merupakan salah satu cara bagi kita semua untuk mensyukuri anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada seluruh umat manusia. Ini akan menjadi salah satu tanda bahwa kita termasuk orang-orang yang cinta kepada nabi.
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah. Kita semua wajib untuk bahagia dan bersyukur karena telah ditakdirkan oleh Allah Swt menjadi umat Nabi Muhammad. Nabi Muhammad merupakan nabi yang paling mulia melebihi nabi-nabi yang lain.
Hadirnya Nabi Muhammad Saw menjadikan kita umat yang paling mulia, melebihi umat para nabi terdahulu. Semua ini bisa terjadi berkat jasa dan perjuangan Nabi Muhammad yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju kegemilangan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 110, Allah Swt berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Artinya: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS Ali Imran: 110).
Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah. Itulah alasan bagi kita semua untuk mensyukuri nikmat telah menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Dengan memiliki nabi yang paling mulia, kita juga menjadi umat termulia melebihi umat nabi sebelumnya.
Oleh karena itu, sudah saatnya bagi semua umat muslim untuk kembali bersyukur kepada Allah Swt karena telah mempertemukan kita dengan bulan Rabiul Awal, bulan yang sangat mulia karena pada bulan ini manusia termulia dilahirkan.
Demikian khutbah Jumat tentang mensyukuri nikmat menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan kelak kita dipertemukan lagi.
Beberapa contoh khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad Saw yang bisa dijadikan referensi. Semoga bermanfaat.
(ahd/juh)