Apa itu One Family yang Diduga Pelaku Penembak Staf KBRI Lima?

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Kematian staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, terus menjadi sorotan.

Salah satu sumber mengatakan pelaku diduga terkait anggota geng kriminal One Family.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan polisi sedang menyelidiki keterkaitan korban dengan terduga pelaku. Polisi juga telah mengerahkan pasukan ke Risso.

Zetro disebut dekat atau terkait dengan perempuan yang bekerja di Risso dan laki-laki yang dijuluki El Chino dalam kasus pembunuhan ini.

"Beberapa nomor tampaknya milik anak-anak perempuan, dengan koder Venezuela dan Kolombia, ditemukan dalam HP korban. Mereka masih dilacak. Tampaknya, dia sering mengunjungi tempat itu," kata sumber itu, dikutip La Republica Rabu (3/9).

Menurut laporan polisi, El Chino diyakini merupakan pemimpin geng kriminal One Family. Lalu, apa itu One Family?

One Family merupakan geng kriminal yang kerap melakukan eksploitasi seksual hingga menawarkan jasa pembunuh bayaran.

Mereka juga dilaporkan sering melakukan perampokan atau pemerasan hingga penyiksaan. Sejauh ini tak banyak informasi yang diketahui soal One Family atau El Chino.

Namun, ada salah satu unggahan di TikTok menyebut El Chino bagian Kartel Sinaloa sebagai pembunuh pembayaran paling nomor wahid.

Di luar itu, tingkat kriminalitas di Ibu Kota Peru, Lima, tinggi. Berdasarkan data Numbeo, indeks kejahatan di Lima mencapai 70,18 dengan indeks keamanan 29,82.

Tingkat kriminalitas bahkan dikategorikan sangat tinggi untuk sejumlah kasus seperti penyerangan dan perampokan bersenjata (81,14) serta permasalahan vandalisme dan pencurian (75,19).

Kekhawatiran masyarakat juga cukup besar. Survei menunjukkan warga merasa cemas terhadap kemungkinan dirampok (77,86), mobil dicuri (65,50), atau barang hilang dari kendaraan (69,55). Selain itu, persepsi masyarakat bahwa kejahatan meningkat dalam lima tahun terakhir juga sangat tinggi (84,14).

Fenomena kriminalitas di Peru belakangan ini memicu langkah serius pemerintah. Presiden Dina Boluarte bahkan sempat memberlakukan status darurat selama 30 hari di Lima dan provinsi Callao pada 18 Maret lalu.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |