Jakarta, CNN Indonesia --
Arab Saudi dan Qatar mengumumkan pendanaan bersama untuk mendukung sektor pekerja publik di Suriah. Bantuan pendanaan yang akan berlangsung selama tiga bulan ini merupakan bagian dari komitmen kedua negara untuk mempercepat pemulihan ekonomi Suriah.
Dukungan ini diberikan sebagai bagian dari komitmen kedua negara untuk membina stabilitas di Republik Arab Suriah, mengurangi penderitaan kemanusiaan, dan memajukan kepentingan rakyat Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini mencerminkan ikatan yang mengakar dan ikatan historis yang telah berlangsung lama yang menyatukan rakyat ketiga negara.
Dikutip dari Saudi Press Agency (SPA), Kerajaan Arab Saudi dan Qatar menegaskan dukungan ini mencerminkan komitmen mereka memajukan upaya pembangunan, memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial di Suriah dan berkontribusi pada peningkatan kondisi kehidupan rakyat Suriah.
Mereka juga menyatakan aspirasi mereka untuk mengkoordinasi upaya dengan komunitas internasional dalam visi yang jelas dan komprehensif terkait Suriah. Visi ini termasuk mempromosikan dukungan yang efektif, berkelanjutan, dan meningkatkan peluang pembangunan bagi rakyat Suriah.
Sebelumnya, Saudi dan Qatar telah mengumumkan akan melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia yang bernilai sekitar US$15 juta atau Rp252,8 miliar.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis Minggu (27/4) oleh SPA, Arab Saudi dan Qatar menyatakan kesiapan membantu melunasi utang-utang Suriah kepada Bank Dunia.
"Kementerian Keuangan Arab Saudi dan Qatar bersama-sama mengumumkan komitmen untuk melunasi utang Suriah kepada World Bank Group dengan total sekitar $15 juta (sekitar Rp252,8 miliar)," demikian pernyataan bersama tersebut, dilansir Al Jazeera.
Pengumuman ini dikeluarkan beberapa hari setelah Gubernur Bank Sentral Suriah Abdul Qadir Al-Hasriya dan Menteri Keuangan Suriah Mohammed Yosr Bernieh menghadiri pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk pertama kalinya dalam 20 tahun lebih.
Sebagai informasi, Bank Dunia telah menangguhkan operasi di Suriah setelah perang sipil di negara itu pecah selama Arab Spring pada 2011.
Jika utang Suriah pada Bank Dunia lunas, maka Suriah akan dapat mengakses kembali bantuan keuangan dan saran teknis bank tersebut.
"Komitmen ini akan membuka jalan bagi World Bank Group untuk melanjutkan kembali dukungan dan operasi di Suriah setelah penangguhan selama lebih dari 14 tahun ini," demikian pernyataan Saudi dan Qatar.
"Hal ini juga akan membuka akses Suriah terhadap dukungan finansial dalam waktu dekat untuk pengembangan sektor-sektor penting," lanjut pernyataan tersebut.
Saudi, Qatar, dan Suriah memperbaiki hubungan diplomatik usai rezim Bashir Al Assad digulingkan pada Desember 2024 lalu.
Penggulingan tersebut dipimpin oleh kelompok bersenjata Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang dikepalai Abu Mohammed Al-Jolani alias Ahmed Al-Sharaa, Presiden interim Suriah saat ini.
Usai menjatuhkan rezim Assad, pemerintahan Al-Sharaa berusaha membangun kembali hubungan diplomatik Suriah dengan negara-negara lain termasuk dengan lembaga keuangan internasional.
Pemerintahan baru ini juga meminta bantuan negara-negara Teluk untuk membiayai rekonstruksi infrastruktur Suriah pasca perang dan menghidupkan kembali perekonomian Damaskus.
(fea/lom/fea)