CNN Indonesia
Senin, 27 Okt 2025 20:19 WIB
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana (tengah). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama seluruh Koordinator Wilayah untuk mengevaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut evaluasi bersama 38 koordinator wilayah provinsi tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi insiden keracunan akibat program MBG.
"Kita ingin melakukan kegiatan untuk meminimalisir kejadian menonjol ya sehingga target kita zero kejadian itu atau nol kejadian ingin kita kejar," ujarnya kepada wartawan, Senin (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dadan menjelaskan terdapat sejumlah hal yang menjadi fokus evaluasi oleh BGN.
Pertama, kata dia, terkait jumlah penerima manfaat di tiap SPPG yang akan diturunkan.
Kedua yakni kewajiban sertifikat bagi setiap juru masak di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dadan menyebut hal ini diperlukan lantaran juru masak yang memiliki sertifikat dapat bekerja lebih efisien dan cepat.
Ketiga, kata dia, evaluasi juga menyasar pelaksanaan rapid rapid test terhadap bahan baku makanan. Ia mengatakan pihaknya bakal meniru Jepang yang melaksanakan rapid test terhadap seluruh bahan baku makan guna memastikan keamanan makanan.
"Pengalaman Jepang yang sudah 100 tahun, itu 90 persen kejadian dari bahan baku. Dan kemudian juga kita ingin menguji hasil masakan sebelum dibagikan kepada penerima manfaat," ujarnya.
Terakhir, Dadan menyebut evaluasi juga dilakukan terkait pengadaan alat sterilisasi food tray di tiap SPPG dan kualitas air yang digunakan. Ia menekankan kualitas air menjadi faktor penting sebagaimana arahan dari Kementerian Kesehatan.
"Kita juga meminta seluruh SPPG memiliki alat sterilisasi food tray yang bisa mengeringkan food tray dalam waktu 3 menit dengan suhu 120 derajat agar lebih steril," jelasnya.
"Kita minta seluruh SPPG menggunakan air yang sudah bersertifikat, air kemasan atau air isi ulang yang sudah ada sertifikasi," imbuh Dadan.
Lebih lanjut, Dadan mengatakan dalam Rakor tersebut turut membahas percepatan pembangunan ribuan SPPG baru yang diharapkan dapat mencapai angka 25.400 SPPG pada akhir Desember 2025.
"Jadi hari ini kita kumpulkan karena target ini harus kita lakukan dan kita berikan motivasi, semangat dan juga sekaligus sosialisasi untuk SOP terbaru yang akan kita segera terapkan," katanya.
(tfq/kid)


















































