Jack Newa , Jurnalis-Jum'at 06 Desember 2024 15:56 WIB
Defend IT360 memberikan perlindungan keamanan dari ancaman serangan siber. (foto: dok iNews Media Group/ Jack)
Jakarta, Okezone - Menyikapi ancaman siber yang semakin kompleks pada era digital saat ini, Defend IT360 hadir sebagai solusi jitu untuk keamanan siber. Untuk memberikan wawasan lebih luas perihal ancaman siber, Defend IT360 menggelar talkshow bertema Secure Your Digital Future.
Talkshow dihadiri CEO Defend IT360 Sudino Oei, Wakil Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Michael Takeuchi, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Slamet Aji Pamungkas, serta ratusan peserta.
“Peran kami mencerminkan peran seorang “dokter”. Kami mendiagnosis masalah melalui Security Check-up, menangani kerentanan dengan solusi yang disesuaikan, dan memantau sistem secara real-time untuk memastikan kesehatan digital yang berkelanjutan. Fokus kami tidak hanya memperbaiki masalah, tetapi juga menjaga stabilitas digital jangka panjang,” tutur Sudino Oei di MIDAZ Senayan Golf, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Sudino mengungkapkan, layanan Defend IT360 didesain untuk memenuhi kebutuhan beragam, mulai dari UKM hingga perusahaan besar, dilakukan dengan tiga pendekatan. Pertama, Diagnosis (Security Check-up) yakni mengidentifikasi kerentanan dan risiko pada infrastruktur digital.
Kedua, perawatan (Security Treatment), yaitu memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi ancaman spesifik. Ketiga, pemantauan berkelanjutan (Security Assistant) yakni menyediakan deteksi dan respons real-time 24 jam selama 7 hari melalui Security Operation Center (SOC) yang modern.
“Dengan analogi unik sebagai "dokter,” Defend IT360 menyoroti pentingnya strategi keamanan siber yang proaktif dan komprehensif untuk mengurangi risiko dan mencegah potensi bencana digital. Defend IT360 berkomitmen menjadi mitra terpercaya dalam melindungi ekosistem digital dari risiko siber yang terus berkembang,” ujarnya.
Talkshow yang diisi dengan peluncuran Defend IT360 dirancang secara interaktif dan informatif. Selain menyajikan atraksi teatrikal yang mengilustrasikan perlindungan proaktif terhadap ancaman siber, peserta juga diajak untuk menjelajahi booth interaktif.
Booth menampilkan berbagai solusi inovatif, seperti penilaian risiko keamanan siber pihak ketiga, deteksi ancaman sesuai kebutuhan bisnis, hingga evaluasi kesiapan sertifikasi International Organization for Standardization (ISO). Semua solusi yang ada di booth tersebut dirancang untuk memperkuat ketahanan siber organisasi.
Oei menjelaskan, Defend IT360 dalam menghadirkan solusi keamanan siber yang inovatif, menyeluruh, dan relevan bagi kebutuhan bisnis masa kini. Dalam setahun terakhir, insiden keamanan siber di Indonesia meningkat hingga dua kali lipat, membawa dampak signifikan bagi bisnis dan institusi.
Dengan mengintegrasikan teknologi AI dan keahlian manusia, Defend IT360 hadir untuk memberikan solusi yang tidak hanya teknis tetapi juga relevan dengan kebutuhan spesifik industri. “Banyak pebisnis kesulitan memantau sistem mereka secara efektif. Defend IT360 memberikan solusi menyeluruh yang membuat klien dapat fokus pada pengembangan bisnis tanpa rasa khawatir,” tambah Oei.
Defend IT360 kini membuka jalan menuju era baru perlindungan siber di Indonesia, memastikan keamanan digital bagi semua lapisan bisnis. Defend IT360 menjadi penyedia layanan keamanan siber yang berfokus pada solusi komprehensif untuk melindungi bisnis dari ancaman digital yang terus berkembang.
Oei menambahkan, ekonomi digital memiliki pangsa pasar besar. Namun demikian, yang terpenting adalah peningkatan kesadaran mengenai keamanan siber. Kemudian, organisasi harus melakukan asesmen pada aset digitalnya.
CEO Defend IT360 Sudino Oei
Keamanan Siber Pilar Ekonomi Digital
Defend IT360 berkomitmen mendukung bisnis dalam membangun ekosistem digital yang sehat dan aman dari ancaman kejahatan siber. Terlebih Indonesia menempati menempati peringkat ke-13 secara global, dan menjadi tertinggi Tenggara dalam hal kebocoran data. Data dari Surfshark mencatat ada 156,8 juta data bocor di Indonesia sejak 2004–2024.
Slamet Aji Pamungkas mengatakan, untuk mencegah kebocoran data tersebut pihaknya memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Menurutnya, industri keamanan siber di Indonesia tumbuh serta berkembang. Industri keamanan siber diharapkan dapat memperkuat keamanan ketahanan digital nasional.
“Peluang industri keamanan siber di Indonesia diperkirakan sekitar Rp23 triliun pada 2023 dan pada 2028, angkanya bisa mencapai Rp70 triliun. Kami berharap industri ini bisa digarap pelaku usaha lokal. Pemerintah terus mendorong pengembangan ekonomi digital guna meningkatkan produktivitas pelaku usaha di tanah air,” ujarnya.
Aji menjelaskan, keamanan siber menjadi salah satu pilar utama dalam upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia. Agar pengembangan ekonomi digital bisa berhasil, maka perlu mencermati empat paradigma keamanan siber, yakni keamanan siber sebagai investasi, keamanan siber by design, paradigma keamanan siber sebagai kolaborasi semua pihak, paradigma keamanan siber berdasarkan kebijakan top down.
Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Michael Takeuchi menambahkan, keamanan siber telah menjadi salah satu isu yang paling penting.
“Keamanan siber tidak hanya melibatkan perlindungan data pribadi, tetapi juga menjaga integritas sistem dan jaringan yang digunakan oleh perusahaan dan organisasi. Tanpa adanya keamanan yang memadai, seluruh ekosistem digital dapat runtuh, membawa dampak negatif yang luas terhadap individu, perusahaan, dan negara,” ujarnya.
Keamanan siber menjadi sangat penting karena berbagai alasan. Pertama, ancaman siber dapat merugikan bisnis secara finansial. Kedua, serangan siber dapat merusak reputasi perusahaan, terutama jika data pelanggan terekspos. Menurutnya, berbagai jenis serangan keamanan siber yang dapat mengancam keamanan informasi digital, seperti Phishing, Malware, Ransomware.
“Pengamanan terhadap data in-transfer menjadi salah satu fokus penting. Sebab data yang sedang dipindahkan rentan terhadap ancaman kejahatan siber, dan bisa mengganggu kelancaran sistem,” katanya.
Michael menambahkan, walaupun proses keamanan siber sudah digunakan, kendala yang masih sering muncul justru dari faktor SDM. “Problem seringkali muncul dari SDM-nya. Meski kita sudah pakai teknologi canggih, investasi besar perangkat firewall, antivirus, masalah sering muncul dari faktor manusia yang tidak menjalankan SOP-nya. Karena itu, pastikan bahwa implementasi SOP berjalan dengan benar, agar mendeteksi ancaman siber lebih awal,” ujarnya.
(FDA)
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita techno lainnya