bac | CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2025 09:51 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Rombongan kapal untuk bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Global Sumud Flotilla (GSF), semakin mendekati perairan Gaza pada Selasa (30/9) malam waktu setempat.
Di saat bersamaan, dua kapal perang Italia memutuskan untuk menyetop pengawalan rombongan kapal GSF untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi itu membuat para awak rombongan GSF yang terdiri dari 500 orang di atas 40 kapal terancam berisiko diserbu pasukan Israel di perairan Gaza.
Konvoi kapal GSF dilaporkan sudah berada di 150 nautical mile atau 278 kilometer di garis pantai Gaza.
Di zona tersebut, dua kapal perang jenis fregat Italia akan berhenti mengawal GSF yang diperkirakan terjadi pada pukul 00.00 waktu setempat, demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Italia dikutip dari Reuters.
Pemerintah Italia sempat mendesak para anggota armada GSF untuk menyetujui usul kompromi dengan cukup mengirim bantuan ke Siprus guna menghindari konfrontasi dengan pasukan Israel.
Namun, perwakilan armada GSF menolak usulan tersebut dan tetap melanjutkan pelayaran ke perairan Gaza.
"Kami tegaskan lagi, armada akan terus berlayar. Angkatan Laut Italia tidak bisa menggagalkan misi ini. Tuntutan kemanusiaan untuk menembus blokade (Israel) tidak bisa ditarik kembali ke pelabuhan," demikian pernyataan dari GSF.
Rombongan kapal GSF yang bertekad menembus blokade Israel itu pun kini bersiap memasuki wilayah risiko tinggi dari serangan pasukan Israel.
"Tinggal hanya 144 nautical mile. Kami telah memasuki zona risiko tinggi 6 mile ((9 kilometer)," ujar juru bicara armada Maghreb, Wael Naouar, di akun media sosial Facebook.
"Jumlah drone yang melintas di atas kapal kami mulai berlipat ganda. Gangguan internet dan radio lebih parah dari sebelumnya. Kami semua siap menghadapi momen pencegatan, entah malam ini atau besok
Anadolu Agency melaporkan, drone mata-mata mulai terbang di ketinggian medium di atas area pelayaran rombongan GSF di laut Mediterania.