Di Balik Kamuflase 'MUA Dea Lipa', Ada Trauma Masa Kecil Korban Bully

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Pria bernama Deni Apriadi Rahman atau Dea Lipa yang selama ini berpenampilan seperti wanita hingga viral dijuluki 'Sister Hong Lombok', bercerita soal perjalanan hidupnya di masa lalu. 

Deni yang berprofesi sebagai artis, belakangan viral setelah disebut-sebut sebagai 'Sister Hong Lombok'. Sister Hong merujuk pada kasus skandal seksual di China oleh seorang pria bermarga Jiao atau dikenal dengan nama daring Sister Hong.

Kasus ini menggemparkan China lantaran pelaku menyamar menjadi wanita dan berhubungan seksual dengan lebih dari 1.000 pria. Sister Hong China berusia 38 tahun itu ditangkap polisi di kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, pada 5 Juli 2025 karena menyebarkan konten seksual yang dia rekam sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deni sebelumnya telah membantah penampilannya sebagai wanita bertujuan untuk menjebak korban sebagaimana dilakukan Sister Hong. Dia juga tak terima dijuluki sebagai Sister Hong Lombok. 

Dikutip detikcom, Deni mengaku dibesarkan dalam keluarga yang tidak utuh atau broken home dan kerap menjadi korban perundungan sejak kecil.

Sejak kecil Deni tinggal dan dibesarkan oleh neneknya lantaran kedua orang tuanya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. 

"Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dari pihak ibu, karena kedua orang tua saya bekerja sebagai tenaga migran," katanya.

Deni mengaku mengidap gangguan pendengaran sejak lahir. Saat usianya menginjak 10 tahun, ia pernah mengalami kecelakaan sehingga membuat kondisinya kian memburuk.

"Sejak kecil saya hidup dengan keterbatasan pendengaran, yang semakin memburuk setelah saya mengalami kecelakaan ketika berusia sekitar 10 tahun," jelasnya.

Di masa kecil, Deni mengaku kerap menjadi sasaran perundungan atau bullying di sekolah. Kondisi mentalnya semakin parah setelah sang nenek meninggal dunia pada saat Deni duduk di bangku kelas 6 SD.

Kondisi serba terbatas itu membuat Deni mampu melanjutkan pendidikan. Ia pun hanya mampu menamatkan sekolah sampai jenjang Sekolah Dasar.

"Saya hanya menamatkan pendidikan sampai Sekolah Dasar karena pada masa itu saya mengalami perundungan dan tidak memiliki cukup dukungan untuk melanjutkan sekolah," ucapnya.

Namun Deni tetap berjuang. Dia belajar bertahan hidup secara mandiri hingga mempelajari keterampilan sebagai MUA secara otodidak lewat YouTube.

Menurut Deni, pekerjaan sebagai penata rias yang ia lakoni bukan hanya tempat mencari penghidupan, melainkan bentuk mengekspresikan diri.

"Melalui pekerjaan (MUA) inilah saya merasa bisa berdiri di atas kaki saya sendiri, memenuhi kebutuhan hidup, dan perlahan memperoleh rasa percaya diri," ujarnya.

Terkait foto dirinya yang tersebar mengenakan hijab, Deni tidak menampik hal tersebut. Ia mengakui memang pernah mengenakan busana yang identik dengan perempuan muslim tersebut, karena menurutnya hijab melambangkan kecantikan dan keanggunan.

"Saya menyadari bahwa saya memang pernah menggunakan jilbab. Bagi saya, jilbab itu simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan," katanya.

Baca selengkapnya di sini...

(tim/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |