Ditekan Trump, Zelensky Ogah Serahkan Wilayah Ukraina ke Rusia

1 hour ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan Ukraina tidak akan menyerahkan wilayah kepada Rusia, meski mendapat tekanan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat perundingan perdamaian berlangsung.

"Kami jelas tidak ingin menyerahkan apapun. Itu yang kami perjuangkan," ujar Zelensky, seperti dikutip CNN.

"Kami tidak memiliki hak hukum untuk melakukannya menurut hukum Ukraina, Konstitusi kami, hukum internasional atau sejujurnya, hukum moral," tambah dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia bersikeras agar konsesi wilayah harus menjadi bagian dari penyelesaian untuk mengakhiri invasi ke Ukraina. Rencana awal yang diusulkan oleh Trump memuat beberapa konsesi itu.

Pada Senin (8/12), Trump menuduh Zelensky belum membaca versi terbaru proposal itu. Namun setelah bertemu dengan para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman di London, ia juga melakukan penerbangan menuju Brussel untuk bertemu pejabat NATO dan Uni Eropa.

Zelensky mengatakan perundingan menunjukkan kemajuan dan proposal perdamaian sedang difinalisasikan dan dikirimkan ke AS pada Selasa (9/12).

"Ada sedikit kemajuan menuju kemungkinan akhir perang... Saya pikir rencana itu akan siap besok. Pada malam hari, kami akan membahas lagi dan mengirimkannya ke AS," ujar Zelensky.

Pemimpin Ukraina itu juga menambahkan rencana perdamaian awal Trump memuat sebanyak 28 poin yang dikritik menguntungkan Rusia. Kini poin itu telah dipangkas menjadi 20 poin.

"Poin anti-Ukraina telah dihapus," ujar Zelensky.

Namun ia mengakui bahwa AS sedang "mencari kompromi."

Sebelumnya, pada Senin (8/12), Zelensky bertemu tiga pemimpin Eropa di London untuk membahas "isu sensitif" terkait jaminan keamanan dan kontrol wilayah timur Ukraina.

Zelensky menekankan pentingnya kesatuan antara Eropa dan Amerika dalam menahan agresi Rusia dan mempercepat berakhirnya konflik.

"Ada beberapa hal yang tidak bisa kami atasi tanpa AS, tanpa Eropa, dan itu sebabnya kami perlu membuat beberapa keputusan penting," ujar Zelensky.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyambut Zelensky bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz

"Kami tetap kuat mendukung Ukraina... karena kami semua tahu nasib negara ini adalah nasib Eropa," kata Starmer. 

Setelah publikasi strategi keamanan nasional "America First" dari pemerintahan Trump yang kritis ke Eropa, muncul kekhawatiran minat AS terhadap pertahanan Ukraina yang hampir empat tahun melawan invasi Rusia menurun.

Putra Presiden, Donald Trump Jr., pada Minggu (7/12) menyatakan Trump bisa mundur dari upaya perdamaian Ukraina.

"Yang unik dari ayah saya adalah Anda tidak tahu apa yang akan dia lakukan," ujarnya.

Sementara, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, berbicara kepada wartawan pada Minggu (7/12), tampak memuji strategi itu dan menyebut Trump presiden "kuat."

"Penyesuaian yang kami lihat, saya akan bilang, banyak yang sesuai dengan visi kami," ujar Peskov.

Ia menambahkan: "Mungkin ada harapan ini menjadi jaminan sederhana akan mungkin untuk terus bekerja konstruktif bersama mencari penyelesaian damai untuk Ukraina, setidaknya."

(rnp/dna)

Read Entire Article
| | | |