Jakarta, CNN Indonesia --
Tiga orang tewas dan 10 orang luka dalam serangan udara Rusia di wilayah Kyiv, Ukraina, Minggu (25/5) dini hari.
Saat ini, Rusia dan Ukraina tengah berbalas melakukan serangan udara yang menargetkan ibu kota.
"Tiga orang tewas tadi malam akibat serangan musuh," kata Kepala Administrasi Militer Regional, Mykola Kalashnyk dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menyebut sedikitnya 10 orang luka-luka dan mengimbau warga tetap berada di tempat perlindungan.
Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko, menyebutkan lebih dari selusin drone musuh terdeteksi di wilayah udara ibu kota, dengan beberapa di antaranya telah dijatuhkan. Namun, drone baru terus berdatangan.
Serpihan drone dilaporkan menghantam gedung apartemen lima lantai.
Serangan malam hari juga dilaporkan terjadi di wilayah Mykolaiv dan Kherson.
Sementara drone Rusia juga menghantam Khmelnytskyi, Ukraina bagian barat. Empat orang tewas dan lima orang terluka dalam serangan tersebut.
"Semalam, wilayah Khmelnytskyi berada di bawah serangan musuh dari Rusia, yang menyebabkan kehancuran infrastruktur sipil...empat orang tewas," kata Sergiy Tyurin dalam sebuah unggahan di Telegram.
Di Moskow, otoritas penerbangan sipil Rusia memberlakukan pembatasan di empat bandara, termasuk Bandara Utama Sheremetyevo, menyusul intersepsi terhadap 12 drone yang mengarah ke ibu kota Rusia.
Otoritas Rusia melaporkan bahwa belasan drone yang mengarah ke Moskow telah berhasil dijatuhkan oleh pertahanan udara.
Serangan terbaru ini terjadi di tengah proses pertukaran tahanan terbesar antara kedua negara sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pertukaran Tahanan Terbesar
Ketegangan meningkat setelah Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 14 rudal balistik dan 250 drone pada Sabtu (24/5) dini hari, menyebabkan 15 orang terluka.
Rusia mengklaim telah menjadi target 788 serangan drone dan rudal dari Ukraina sejak Selasa lalu, dengan puluhan drone berhasil ditembak jatuh di Moskow dalam sepekan terakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia memperpanjang perang dengan terus melakukan serangan, dan kembali menyerukan penguatan sanksi internasional terhadap Moskow. Meski demikian, ia menyatakan pertukaran tahanan akan tetap berlangsung sesuai hasil perundingan di Istanbul.
Pada Sabtu, sebanyak 307 tahanan perang Rusia ditukar dengan 307 tentara Ukraina. Sehari sebelumnya, kedua pihak menukar 390 orang, dan total 1.000 tahanan direncanakan untuk ditukar dari masing-masing pihak.
Rusia menyatakan akan mengirimkan persyaratan damai kepada Ukraina setelah pertukaran tersebut, meski belum merinci isi tuntutannya.
Momen Haru Para Tahanan Pulang
Seorang jurnalis AFP menyaksikan para tahanan Ukraina yang baru dibebaskan tiba di sebuah rumah sakit di wilayah Chernigiv. Meski tampak kurus, mereka tersenyum dan melambaikan tangan ke kerumunan orang yang menunggu.
Beberapa di antaranya langsung dipeluk keluarga yang menangis haru. Banyak dari mereka mengenakan bendera Ukraina berwarna kuning dan biru.
"Ini benar-benar gila. Perasaan yang gila," kata Konstantin Steblev, seorang tentara berusia 31 tahun yang dibebaskan setelah tiga tahun dalam tahanan Rusia.
Tentara lain, Viktor Syvak (58), yang ditangkap di Mariupol dan ditahan selama 37 bulan 12 hari, mengaku sangat terharu.
"Saya tidak menyangka sambutan seperti ini. Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ini sangat membahagiakan," ujarnya.
(isn/isn/isn)