Eks Ketua MA Sushila Karki Resmi Dilantik Jadi PM Nepal

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki, dilantik sebagai perdana menteri untuk memimpin transisi pada Jumat (12/9).

Karki yang kini berusia 73 tahun dilantik oleh Presiden Ram Chandra Paudel, setelah perdana menteri sebelumnya mengundurkan diri buntut demo besar-besaran hingga memicu kerusuhan di ibu kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selamat! Kami mendoakan kesuksesan Anda, mendoakan kesuksesan negara ini," kata Paudel kepada Karki setelah upacara pelantikan di istana presiden, yang disiarkan di televisi pemerintah, dikutip AFP.

Aksi protes yang dilakukan oleh para anak muda di Nepal pada 8 September 2025 berubah menjadi kerusuhan besar. 

Bahkan, kerusuhan ini juga menyasar rumah-rumah pejabat dan memaksa Presiden Nepal Ram Chandra Poudel mengundurkan diri beberapa jam setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur.

Kondisi negara yang semrawut membuat Nepal tanpa pemimpin eksekutif seperti dilaporkan CNN, Selasa (9/9)

Aksi demonstrasi ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial populer, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan X, karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak mendaftar sesuai regulasi baru.

Namun, di luar itu, ketimpangan dan pengangguran sudah menjadi persoalan yang menghimpit kehidupan masyarakat.

Setidaknya 51 orang tewas dalam kekerasan terburuk sejak berakhirnya perang saudara dan penghapusan monarki pada tahun 2008.

Militer kembali menguasai jalan-jalan pada Rabu (10/9), dengan memberlakukan jam malam.

Penunjukan ketua MA perempuan pertama ini terjadi setelah dua hari negosiasi intensif antara Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel dan Paudel, termasuk dengan perwakilan dari kelompok "Gen Z"

Ribuan aktivis muda telah menggunakan aplikasi daring Discord untuk membahas langkah selanjutnya -- dan menunjuk Karki sebagai pilihan mereka untuk pemimpin berikutnya.

Karki, yang mengenakan sari merah, mengambil sumpah tetapi tidak memberikan pidato lebih lanjut. Ia tersenyum dan membungkuk dengan kedua tangannya dirapatkan berulang kali dalam salam tradisional.

"Ini adalah momen kemenangan... akhirnya kekosongan kekuasaan telah berakhir," kata Amrita Ban, seorang pengunjuk rasa Gen Z.

Penasihat pers kepresidenan Kiran Pokharel mengatakan kepada bahwa "sebuah dewan menteri akan dibentuk setelahnya, dan proses-proses lainnya akan dilanjutkan setelahnya".

(fra/afp/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |