Fenomena Kendaraan Niaga Dibeli Cash, Ogah Kredit Saat Ekonomi Sulit

2 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso di Indonesia, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), menyoroti fenomena menarik konsumen lebih memilih beli tunai ketimbang angsuran saat situasi perekonomian sulit di dalam negeri.

Para pembeli, notabene berasal dari kalangan pengusaha, yang lebih banyak membeli truk dan sejenisnya secara kontan membuat persentase pembelian kredit mengecil.

"Ini menarik, dahulu saat kondisi normal, tidak ada konsumen atau pebisnis beli cash. Tidak mungkin, karena mending dananya buat investasi di kredit. Pada saat normal sekitar 80-90 persen itu konsumen beli kendaraan (niaga) dengan cara kredit," kata Aji Jaya, Sales and Marketing Director KTB, saat ditemui di Jakarta, Jumat (19/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Aji fenomena ini telah berlangsung setelah 2023 hingga sekarang. Salah satu faktor utama adalah kondisi ekonomi yang tidak menentu sehingga perusahaan leasing semakin semakin selektif dan ketat memberi kredit kendaraan niaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah 2023, kondisi ekonomi melemah. Itu banyak konsumen kami yang bermasalah dengan bisnisnya, akibatnya berdampak pada kesulitan membayar angsuran. Kemudian timbul efek lain, perusahaan leasing jadi lebih hati-hati memberi back up untuk fasilitas pembiayaan. Itu sampai sekarang, leasing company masih sangat selektif," ujar dia.

Namun Aji menuturkan konsumen yang membeli secara tunai bukan benar-benar menggunakan uang pribadi. Rata-rata dari mereka banyak meminjam dari bank, lalu dana segar ini dipakai untuk membeli kendaraan.

"Sebenarnya pembelian cash bukan benar-benar uang utuh lalu mereka beli unit, itu tidak. Karena leasing agak susah mereka biasanya cari alternatif. Salah satunya bank, pinjam duit dahulu buat beli kendaraan. Sumber dananya cash, tapi ya itu kan pinjaman jadi dicicil juga," kata dia.

"Tetapi ada juga konsumen yang bisnisnya sudah settle atau besar, beli kendaraannya selalu cash. Tetapi pembelian cash sekarang jauh lebih besar karena tadi sulitnya mendapat dukungan pembiayaan dari leasing," ucap Aji menambahkan.

Karena perusahaan pembiayaan yang lebih selektif, menurut Aji hal tersebut diduga turut memberi pengaruh terhadap penurunan penjualan saat ini.

"Ya mungkin itu salah satunya, ya. Itu kan dinamika ekonomi jadi berdampak keseluruhan," kata dia.

Lebih dari itu Aji tak memungkiri penjualan kendaraan niaga Fuso di Indonesia sedang melambat. Penyebabnya tak hanya soal perekonomian, tetapi juga gejolak politik, bahkan invasi truk impor asal China ke dalam negeri.

Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi kendaraan niaga Fuso ke dealer pada Januari-Agustus 2025 tercatat turun 12,5 persen menjadi 15.514 unit dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 17.739 unit.

Penjualan retail juga merosot 11,4 persen menjadi 15.702 unit dari sebelumnya 17.727 unit.

"Jadi kalau sampai akhir tahun apakah bisa lebih besar dari tahun sebelumnya itu jadi tantangan karena sudah sisa tiga bulan lagi atau empat bulan lah sama September," kata Aji.

(ryh/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |