CNN Indonesia
Kamis, 22 Mei 2025 19:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Filipina murka usai menuding penjaga pantai China melakukan tindakan agresif dengan menembakkan meriam air dan menabrakkan kapal milik pemerintah Filipina di perairan sengketa Laut China Selatan.
Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan Filipina (BFAR) menyatakan insiden terjadi pada Rabu (21/5) pagi ketika kapal penelitian Filipina, BRP Datu Sanday (MMOV 3002), dan satu kapal pendukung sedang melakukan pengambilan sampel pasir di wilayah Sandy Cays atau di lokasi gundukan pasir kecil yang termasuk dalam Kepulauan Spratly dan diklaim oleh beberapa negara.
Menurut pernyataan BFAR, kapal Penjaga Pantai Tiongkok CCG 21559 menyemprotkan meriam air dan menabrak BRP Datu Sanday dua kali sekitar pukul 09.13 waktu setempat, yang merusak haluan dan cerobong asap kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tindakan ini membahayakan nyawa personel sipil kami dan merupakan bentuk gangguan agresif, manuver berbahaya, dan tindakan ilegal," tegas BFAR dikutip dari AFP.
BFAR mencatat bahwa ini merupakan pertama kalinya meriam air digunakan terhadap kapal Filipina di sekitar Sandy Cays atau wilayah yang disebut Filipina sebagai Pag-Asa Cays.
"Ini adalah pertama kalinya meriam air digunakan terhadap kapal-kapal Filipina di dekat terumbu karang Sandy Cay yang disengketakan," kata pihak BFAR.
Meskipun mengalami gangguan, tim ilmiah Filipina dilaporkan tetap berhasil menyelesaikan misi penelitian mereka di tiga area yang ditargetkan.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pihaknya tidak mengetahui insiden tersebut.
"Yang dapat saya sampaikan adalah penjaga pantai China selalu menegakkan hukum sesuai dengan undang-undang dan peraturan" ucap Mao Ning.
(rhr/rhr/rds)