Geliat Pariwisata Vietnam, Tetap Ramai di Musim Sepi

3 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Vietnam mencatat rekor jumlah wisatawan pada bulan Juli dan Agustus 2025, yang secara tradisional merupakan musim sepi atau low season.

Menurut para pelaku industri, hal ini berkat kebijakan visa yang lebih mudah, peningkatan penerbangan, dan persepsi keamanan yang lebih baik.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kantor Statistik Umum, jumlah turis mencapai 1,56 juta pada Juli 2025 dan 1,68 juta pada Agustus 2025, melampaui angka puncak tahun lalu pada September dan Oktober 2024 (1,3 juta dan 1,4 juta).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak agen pariwisata di Hanoi, Ho Chi Minh City, dan Khanh Hoa melaporkan kenaikan pemesanan masuk sebesar 15-40% dari tahun sebelumnya.

"Saya lebih suka mengunjungi Vietnam di musim sepi karena harga tiket pesawat lebih murah, dan saya menikmati tempat-tempat yang tenang dan tidak terlalu ramai oleh turis," kata Natacha Santos, turis asal Portugal, yang mengunjungi Ho Chi Minh City pada Agustus lalu, melansir VN Express.

Kebijakan visa terbaru memainkan peran besar dalam menarik wisatawan. Pada awal Agustus 2025, pemerintah membebaskan visa untuk warga dari 12 negara tambahan (Belgia, Bulgaria, Kroasia, Ceko, Hongaria, Luksemburg, Belanda, Polandia, Rumania, Slovakia, Slovenia, dan Swiss) untuk masa tinggal hingga 45 hari.

Hal ini memperluas daftar pembebasan visa sepihak Vietnam menjadi 24 negara dan total 39 negara jika termasuk pembebasan bilateral.

Tran Thi Bao Thu, direktur komunikasi Vietluxtour, mengatakan pembebasan visa 45 hari untuk banyak negara ini secara khusus telah mendongkrak jumlah pengunjung musim panas ini.

Selain itu, perluasan layanan penerbangan langsung ke destinasi populer seperti Phu Quoc, Nha Trang, dan Da Nang, serta peningkatan penerbangan dari China, Korea Selatan, India, dan Australia, telah membuat perjalanan ke Vietnam menjadi lebih nyaman dari sebelumnya.

Vu Van Tuyen, direktur jenderal Travelogy Vietnam, juga menunjukkan bahwa situasi geopolitik global turut berkontribusi pada pertumbuhan industri pariwisata.

Destinasi tradisional Asia Tenggara seperti Thailand dan Indonesia baru-baru ini dilanda ketidakstabilan politik, menjadikan Vietnam alternatif yang menarik karena persepsi keamanannya.

Cuaca ekstrem di Eropa pada musim panas ini, dengan gelombang panas yang melebihi 46 derajat Celsius di Eropa selatan, juga mendorong turis mencari destinasi dengan iklim yang lebih bersahabat, termasuk Vietnam.

Perubahan kebijakan visa dan tarif di AS juga membuat wisatawan mempertimbangkan kembali rencana mereka, dengan banyak yang memilih destinasi alternatif.

Dalam delapan bulan pertama tahun ini, jumlah pengunjung ke Vietnam mencapai 13,9 juta, naik 22% dari tahun ke tahun. Negara ini menargetkan untuk mencapai 22-23 juta turis tahun ini.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |