Shabila Dina
, Jurnalis-Rabu, 19 Februari 2025 |08:05 WIB
Komdigi dan Google meluncurkan Google Play Protect.
JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Keamanan Berinternet 2025, Google Bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkolaborsi meluncurkan Google Play Protect untuk meningkatkan perlindungan dari penipuan finansial. Peluncuran ini diresmikan di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, pada Selasa (18/02/25).
Google Play Protect merupakan fitur keamanan pada perangkat yang dirancang untuk melindungi pengguna dari aplikasi berbahaya (malware) dan menjaga privasi data. Fitur ini juga dapat memeriksa keamanan pada aplikasi dari Google Play Store sebelum pengguna mengunduhnya. Sehingga perangkat Android tetap aman dari ancaman yang semakin kompleks, seperti malware dan aplikasi palsu.
Dengan Google Play Protect, pengguna tidak hanya mendapatkan perlindungan saat mengunduh aplikasi dari Google Play Store, tetapi juga dari aplikasi pihak ketiga yang tidak dikenal.
Peluncuran fitur perlindungan ini merupakan aksi nyata dari Google dan Komdigi dalam menciptakan ruang digital yang lebih aman. Dengan peningkatan pertahanan siber, pengguna internet dapat dengan aman dan nyaman memanfaatkan perangkat digital dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Hal ini merupakan dasar dari perlindungan jangka panjang dalam penggunaan internet untuk seluruh masyarakat Indonesia.
“Inovasi dan keamanan online tidak bisa dipisahkan. Dan untuk mendapatkan perlindungan jangka panjang, dasarnya adalah membangun ketahanan siber. Kami di Google menyadari ini, dan berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman pengguna yang aman dan nyaman untuk semua orang di segala usia,” pungkas Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik, Google Indonesia, Putri Alam, saat memaparkan peluncuran Google Play Protect di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Selasa (18/02/25).
Peluncuran ini juga terinisiasi atas banyaknya kasus penipuan atau scam finansial secara online di Internet. Berdasarkan data yang dikutip dari GASA Asia Scam Report 2024, 1 dari 12 orang Indonesia terpapar scam dalam 12 bulan terakhir.