Hasil DNA Ungkap Kematian Firaun Tutankhamun 3.300 Tahun Lalu, Muncul Dugaan Pernikahan Sedarah

2 days ago 6

Hasil DNA Ungkap Kematian Firaun Tutankhamun 3.300 Tahun Lalu, Muncul Dugaan Pernikahan Sedarah

Hasil DNA Ungkap Kematian Firaun Tutankhamun 3.300 Tahun Lalu, Muncul Dugaan Pernikahan Sedarah (Reuters)

JAKARTA - Penyebab kematian Raja Tutankhamun, firaun muda, telah menjadi perdebatan selama lebih dari satu abad. Namun, analisis DNA telah membawa para ahli lebih dekat untuk mengungkap kemungkinan penyebab kematian raja muda itu.

1. Analisis DNA

Setelah menganalisis jenazah Raja Tut, para peneliti menemukan bukti genetik yang menunjukkan ia menemui ajalnya sebagian karena serangan malaria yang berulang, lapor Daily Mail, dikutip Kamis (10/4/2025).

Penyakit yang ditularkan nyamuk ini dapat diobati saat ini, tetapi sering kali berakibat fatal ketika Raja Tut meninggal lebih dari 3.300 tahun yang lalu.

"Tes menunjukkan bahwa Tutankhamun terinfeksi malaria yang mungkin telah membunuhnya," kata Manajer Umum Pameran Tutankhamun, Tim Batty, pada Januari lalu. 

Analisis tersebut juga mengidentifikasi kakek-nenek Raja Tut sebagai firaun Amenhotep III dan ratunya Tiye, yang keduanya juga meninggal karena malaria.

"Itu adalah bagian lain dari teka-teki besar seputar kehidupan dan kematian Tutankhamun," kata Batty.

2. Perkawinan Sedarah 

Analisis DNA yang terpisah menyimpulkan, raja muda itu adalah hasil perkawinan sedarah. Ini menyebabkannya mengalami beberapa kondisi kesehatan yang mungkin juga berkontribusi terhadap umurnya yang pendek.

Raja Tut mulai memerintah Mesir pada usia 9 tahun. Ia lalu meninggal pada usia 18 tahun. Meskipun masa pemerintahannya singkat, ia tetap menjadi salah satu firaun paling terkenal dalam sejarah terutama karena penemuan makamnya yang sensasional pada tahun 1922.

Penggalian itu, yang dilakukan oleh arkeolog Inggris Howard Carter, menemukan jenazah raja muda yang hampir utuh bersama dengan lebih dari 5.000 artefak.

Menentukan penyebab kematian orang yang dimumikan sulit dilakukan karena kerusakan jenazah dari waktu ke waktu dan proses mumifikasi itu sendiri, yang melibatkan pembuangan semua organ kecuali jantung.

Namun, DNA dapat mengungkapkan petunjuk tentang riwayat kesehatan orang yang dimumikan.

Penelitian tersebut dilakukan Pusat Penelitian Nasional, Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dan dua spesialis DNA Jerman.

Tim mengambil sampel jaringan dari beberapa sisa mumi pada tahun 2000 dan mengumumkan temuannya tahun ini.

Hasilnya menunjukkan, Raja Tut adalah putra mumi anonim di makam KV55 di Lembah Para Raja. Ibunya, yang juga anonim, kemungkinan dimakamkan di makam KV35.

"Sayangnya karena mumi di KV55 dan KV35 belum diidentifikasi secara positif melalui metode arkeologi konvensional, mereka hanya dapat diidentifikasi melalui 'rekayasa balik', yang mungkin menunjukkan bahwa ayah Tutankhamun adalah firaun sesat Akhenaten," ungkap para peneliti.

Read Entire Article
| | | |