Jakarta Diguyur Hujan Es Selasa Sore, BMKG Ungkap Penyebabnya

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 30 Sep 2025 17:38 WIB

Hujan es terjadi di Cikini, Jakarta Pusat. Peristiwa ini tertangkap kamera seorang warganet dan dibagikan di media sosial (medsos). Ilustrasi. Hujan es terjadi di Cikini, Jakarta Pusat. Peristiwa ini tertangkap kamera seorang warganet dan dibagikan di media sosial (medsos). (Foto: CNN Indonesia/Farid Rahman)

Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat diguyur hujan es pada Selasa (30/9) sore. Peristiwa ini tertangkap kamera seorang warganet dan dibagikan di media sosial (medsos).

VIdeo tersebut menampilkan hujan deras disertai butiran-butiran es berukuran kecil. Dalam video ini juga tampak dahan pohon berayun terkena hembusan angin kencang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warganet bernama Naim Mursalin yang mengabadikan kejadian tersebut mengatakan peristiwa hujan es ini terjadi pada sore hari. Ia menyebut saat itu hujan turun deras disertai angin kencang.

"Betul, video baru tadi jam 15.05 WIB hujan deras juga angin lumayan kenceng," kata Naim pada Selasa (30/9), dikutip dari Detikcom.

Ia menyebut fenomena hujan es tidak berlangsung lama. Butiran es yang jatuh sendiri berukuran hanya sebesar kelereng kecil.

"Hujannya cuma sekitar 30 menit. Ya [diameter es] seperti di video, kayak kerikil gitu, cuma sebentar 1 menitan [durasi hujan es]," kata Naim.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam informasi Prospek Cuaca Mingguan, mengungkap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berdurasi singkat pada skala lokal disertai petir, angin kencang, dan dapat menimbulkan terjadinya hujan es.

"Akhir September hingga Oktober mendatang, sejumlah wilayah Indonesia berada pada masa peralihan dari musim kemarau menuju penghujan. Hal tersebut ditandai dengan kenaikan persentase wilayah yang mengalami curah hujan signifikan," tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 September - 6 Oktober 2025.

Selain itu, kata BMKG, pada masa peralihan musim atau masa pancaroba, pola hujan biasanya terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Pemanasan permukaan yang kuat juga dapat memicu pembentukan awan-awan konvektif, terutama awan Cumulonimbus (Cb).

"Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat yang berdurasi singkat pada skala lokal disertai petir, angin kencang, dan dapat menimbulkan terjadinya hujan es," kata BMKG.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |