CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2025 11:00 WIB
Presiden Donald Trump saat membantu perundingan gencatan senjata Thailand-Kamboja. (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Kamboja dan Thailand mematuhi perjanjian gencatan senjata usai kedua negara kembali terlibat peperangan di perbatasan pada Senin (8/12) hingga menewaskan enam orang.
Seorang pejabat senior pemerintahan Trump menyampaikan sang presiden ingin Kamboja dan Thailand sepenuhnya menghormati perjanjian damai yang sudah ditandatangani pada Oktober lalu. Perjanjian gencatan senjata itu berhasil diteken kedua negara melalui mediasi Malaysia dan juga AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Trump berkomitmen untuk terus menghentikan kekerasan dan berharap pemerintah Kamboja dan Thailand sepenuhnya menghormati komitmen mereka untuk mengakhiri konflik ini," kata pejabat yang ingin anonim tersebut, seperti dikutip Reuters.
Thailand dan Kamboja kembali perang setelah seorang tentara Bangkok tewas dan empat prajurit luka-luka dalam baku tembak di perbatasan pada Senin (8/12) fajar.
Thailand mengeklaim Kamboja yang melepaskan tembakan lebih dulu. Namun, Kamboja membantah dan menuduh Thailand yang melancarkan serangan pertama kali.
Kedua belah pihak sendiri sudah ribut sejak beberapa hari lalu.
Menyusul tewasnya prajurit, Thailand pada Senin mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang infrastruktur militer Kamboja di perbatasan. Kamboja sementara itu dilaporkan meluncurkan roket ke daerah permukiman Thailand di Ban Sai Tho 10, distrik Ban Kruat, Buri Ram.
Sebanyak 438.000 warga sipil di lima provinsi perbatasan saat ini telah dievakuasi pemerintah Thailand. Sementara itu, ratusan ribu warga sipil di pihak Kamboja juga dipindahkan ke lokasi aman.
Menurut militer Thailand, 18 tentara sejauh ini terluka. Sedangkan menurut Kamboja, sembilan warga sipil mereka terluka karena konflik.
Sementara itu, menurut laporan AFP per Selasa (9/12) pagi, enam orang tewas dalam baku tembak militer kedua negara di perbatasan. Seluruh korban tewas tersebut berasal dari sisi Kamboja.
Thailand dan Kamboja saat ini sedang dalam gencatan senjata. Namun, kedua negara saling menuding melanggar kesepakatan yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Perang Thailand-Kamboja pertama meletus pada Juli lalu selama lima hari. Bangkok-Phnom Penh kemudian menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur pada Oktober usai didesak Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku ketua ASEAN tahun ini.
Setidaknya 48 orang tewas dan sekitar 300.000 orang mengungsi imbas perang Thailand-Kamboja pada Juli.
(blq/rds)















































