Jakarta, CNN Indonesia --
Kematian ADP (39), seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih menyisakan tanda tanya besar.
ADP ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya yang berlokasi di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi yang tidak biasa, dengan wajah terbungkus isolasi atau lakban, yang memicu spekulasi luas mengenai penyebab kematiannya.
Kepolisian masih menyelidiki, tapi hingga kini belum ada kesimpulan resmi yang diumumkan.
Menanggapi kasus ini, Kriminolog Universitas Bhayangkara Jakarta Edi Hasibuan menyatakan keraguannya terhadap dugaan korban tewas karena bunuh diri.
"Saya enggak yakin ya (meninggal bunuh diri), kalau memang dia melilit sendiri ya kalau misalnya mukanya ya, menggunakan lakbannya saya kurang yakin sekali," ujar Edi dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Jumat (10/7).
"Ini saya kira mungkin ada pihak lain yang melakukan atau melilitkan. Jadi inilah sebetulnya yang kita tunggu-tunggu ya bagaimana itu bisa terjadi? Kemudian kalau memang misalnya dia melakukan bunuh diri, kenapa juga harus seperti itu? Ya kenapa misalnya tidak dengan cara lain?" ujarnya lagi.
Menurutnya, banyak kejanggalan dalam kondisi korban saat ditemukan sehingga dugaan bunuh diri patut dipertanyakan.
"Ini kan masalahnya, kepalanya dibalut dengan menggunakan lakban. Kemudian ini banyak menimbulkan pertanyaan kepada kita ya. Saya kira hal-hal seperti ini memang sampai sekarang ini menjadi misterius ya dan saya berharap bisa ini terungkap cepat sehingga kita bisa diberikan gambaran sebetulnya seperti apa," katanya.
Edi juga menyoroti visual yang sempat ditunjukkan pihak kepolisian kepada media dan publik, terutama mengenai kemungkinan cara korban melilit lakban ke wajahnya sendiri.
"Kalau anda lihat visual yang sudah dilihatkan oleh kepolisian ke pihak media, sekarang kita lihat ya apakah mungkin misalnya korban itu melilitkan sendiri ya mukanya dengan lakban atau kepalanya dengan lakban. Terus kenapa dia melakukan? Saya kira itu juga tentu akan menjadi pertanyaan ya," katanya.
Selain itu, kata dia, pentingnya menyelidiki detail teknis di lokasi kejadian, seperti posisi kunci kamar, yang dapat memberi petunjuk penting apakah benar korban meninggal dalam kondisi kamar terkunci dari dalam.
"Kemudian memang kalau kita lihat ya dia terkunci di dalam kamar, tapi kita harus juga lihat apakah memang kunci itu masih menggantung, atau memang ada di dalam letak kuncinya. Itu juga harus dilihat...Jangan-jangan misalnya ada orang keluar dan melihat kunci memang ada di dalam, terkunci di dalam," ujarnya.
CNN Indonesia menerima video rekaman CCTV di lokasi kejadian yang memperlihatkan korban sempat keluar dari kamar pada malam hari sebelum ditemukan tewas keesokan harinya.
Pada video itu terlihat korban dari kamarnya sekitar pukul 23.24 WIB. Korban terlihat keluar kamar sambil membawa kantong kresek berwarna hitam dan berjalan ke arah pintu keluar kos.
Beberapa saat kemudian, korban kembali masuk, namun tak lagi membawa kantong kresek tersebut. Setelahnya, korban pun kembali masuk ke dalam kamar kosnya.
Polda Metro Ambil Alih
Penyelidikan kasus kematian diplomat Kemlu ini kini telah diambil oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Kendati demikian, Wadirreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana tak membeberkan ihwal proses penyelidikan yang dilakukan.
Termasuk, apakah ada temuan baru dalam proses penyelidikan kasus tersebut yang awalnya ditangani Polsek Menteng Jakarta Pusat itu.
"Saat ini masih diselidiki oleh Ditreskrimun Polda Metro Jaya," ujarnya.
(fdl/vws)