Kemlu Evaluasi Skema Perlindungan Staf buntut Kasus KBRI Lima

11 hours ago 1

CNN Indonesia

Jumat, 05 Sep 2025 12:05 WIB

Kemlu RI akan mengevaluasi skema perlindungan staf di luar negeri buntut kasus pembunuhan staf Kedutaan Besar RI (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba. Kemlu RI akan mengevaluasi skema perlindungan staf di luar negeri buntut kasus pembunuhan staf Kedutaan Besar RI (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba. (CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri).

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) akan mengevaluasi skema perlindungan staf di luar negeri buntut kasus pembunuhan staf Kedutaan Besar RI (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta mengatakan insiden Zetro menjadi pelajaran bagi Kemlu untuk meningkatkan perlindungan staf di negara asing.

"Ini pasti akan jadi pelajaran, jadi kasus yang akan kita pelajari untuk peningkatan perlindungan bagi para diplomat kita di luar negeri," ujar Anis usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Senayan, Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (2/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anis menyampaikan saat ini Kemlu RI sedang mempelajari hal ini. Ia berharap kebijakan baru nanti dapat melindungi para diplomat dan staf Indonesia.

"Kita sedang mempelajarinya dan mudah-mudahan insya Allah akan ada kebijakan baru yang kita bisa ambil nanti untuk perlindungan bagi para diplomat kita," ucapnya.

Zetro meninggal dunia setelah ditembak beberapa kali oleh orang tak dikenal saat sedang bersepeda di depan apartemennya di Kota Lince pada 1 September.

Kepolisian Nasional Peru menyatakan Zetro ditembak oleh pembunuh bayaran.

Menteri Dalam Negeri Peru Carlos Malaver juga menyatakan insiden ini merupakan percobaan pembunuhan oleh pembunuh bayaran.

Ia menyebut tak ada barang Zetro yang dicuri karena pelaku menunggunya untuk melepaskan tembakan langsung ke kepalanya.

Hingga saat ini, pelaku penembakan Zetro masih menjadi buron.

Zetro merupakan Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima yang bertugas di Peru lima bulan lalu. Kemlu RI telah mengirim nota diplomatik kepada Kemlu Peru agar kasus ini diselidiki hingga tuntas.

Presiden Peru Dina Boluarte sementara itu telah meminta maaf kepada Presiden RI Prabowo Subianto buntut insiden ini.

Kasus pembunuhan di Peru belakangan dilaporkan meningkat. Sejak Januari 2025, ada lebih dari 450 pembunuhan yang tercatat di negara itu.

Jumlah pembunuhan oleh pembunuh bayaran juga melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan The New York Times.

(blq/sfr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |