Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang mahasiswa Indonesia ditangkap oleh agen Imigrasi di Minnesota, Amerika Serikat Maret lalu, karena diduga terkait aktivitasnya mendukung gerakan Black Lives Matter pada Mei 2020.
Sementara itu sejumlah pelancong dari negara-negara di Eropa membatalkan perjalanannya ke AS, di tengah situasi politik dan ekonomi yang kacau imbas perang tarif Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasannya dalam Kilas Internasional hari ini, Selasa (15/4).
Mahasiswa RI Ditangkap Imigrasi AS Gegara Dukung Black Lives Matter
Seorang mahasiswa Indonesia bernama Aditya Harsono ditangkap oleh agen ICE (U.S. Immigration and Customs Enforcement) di Marshall, Minnesota, Amerika Serikat pada akhir Maret lalu.
Penangkapan Aditya diduga gegara aktivitasnya mendukung gerakan Black Lives Matter sebagai aksi protes atas kematian warga kulit hitam George Floyd pada 25 Mei 2020. Penangkapan dan penahanan WNI 33 tahun ini berlangsung hanya beberapa hari setelah visa pelajarnya tiba-tiba dicabut imigrasi AS.
Pengacara Aditya mengatakan pencabutan visa terjadi karena kliennya memiliki catatan polisi. Namun sang pengacara yakin pandangan politik Aditya lah yang menjadi alasan utama kliennya itu jadi target penangkapan petugas ICE.
Pesawat Pribadi Jatuh, Satu Keluarga Tewas usai Pesta Ultah
Sebuah pesawat kecil yang membawa enam orang dilaporkan jatuh di Copake, New York, Amerika Serikat, pada Minggu (7/4) waktu setempat.
Pihak berwenang yang baru mengonfirmasi insiden ini pada Minggu itu memaparkan tidak ada korban selamat.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) tengah menyelidiki insiden yang dikategorikan sebagai "kecelakaan fatal" di Copake, wilayah timur New York.
Pelancong Eropa Ramai-ramai Batalkan Perjalanan ke AS, Ada Apa?
Warga dari sejumlah negara di Eropa ramai-ramai membatalkan perjalanan ke Amerika Serikat, pasca situasi politik dan ekonomi belakangan tak jelas gara-gara perang tarif Presiden Donald Trump.
Financial Times melaporkan jumlah pelancong Eropa yang mengunjungi AS menurun tajam pada periode ini. Penurunan itu berkisar antara 17 hingga lebih dari 20 persen.
Hasil riset Tourism Economics yang berbasis di Oxford bahkan menunjukkan pengunjung internasional ke AS untuk tahun 2025 turun 9,4 persen setelah Trump mengumumkan perang tarif minggu lalu.
Penurunan ini di antaranya akibat sentimen negatif, kebijakan perbatasan, nilai tukar yang tak menguntungkan, serta ketidakpastian ekonomi.
(tim/dna)