Mengenang Sejarah Penerbangan Indonesia, Bermula dari Sumbangan Rakyat

2 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Transportasi udara di Indonesia kini berkembang pesat. Pesawat dari berbagai maskapai hilir mudik di langit Nusantara, menghubungkan pulau-pulau dari Sabang hingga Merauke.

Namun, sebelum mencapai kemajuan seperti sekarang, dunia aviasi Indonesia melewati perjalanan panjang, dimulai bahkan sebelum negeri ini bernama "Indonesia".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerbangan pertama di langit Nusantara

Langit Surabaya mencatat sejarah pada 18 Februari 1913. Hari itu, untuk pertama kalinya sebuah pesawat mengudara di tanah Hindia Belanda. Adalah Johan Willem Emile Louis Hilgers, pria asal Probolinggo, yang menjadi pionir penerbangan di Nusantara.

Pesawat yang didatangkan langsung dari Belanda itu berhasil terbang selama 23 menit sebelum akhirnya jatuh di hutan bambu Kampung Baliwerti. Meski uji coba tersebut gagal, peristiwa itu menjadi tonggak awal kemajuan penerbangan di tanah air.

Dari sana, berbagai percobaan penerbangan terus dilakukan dengan teknologi yang kian berkembang.

[Gambas:Instagram]

Setelah berbagai percobaan, sejarah kembali mencatat momen penting pada tahun 1924, penerbangan pertama dari Amsterdam ke Batavia (kini Jakarta). Perjalanan itu memakan waktu 55 hari dengan singgah di 20 kota sebelum akhirnya mendarat di Cililitan.

Keberhasilan tersebut menjadi sinyal positif bagi dunia penerbangan Hindia Belanda. Pemerintah kolonial kemudian semakin gencar membangun lapangan terbang di berbagai kota seperti Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, yang kelak menjadi bagian penting dari jaringan penerbangan nasional.

Pesawat pertama milik Indonesia

Waktu berlalu, dan Indonesia akhirnya memiliki pesawatnya sendiri: RI-001 Seulawah. Nama "Seulawah" berarti Gunung Emas dalam bahasa Aceh, sebuah simbol dari sumbangan rakyat Aceh pada tahun 1948 untuk mendukung perjuangan kemerdekaan.

Pesawat ini bukan hanya kebanggaan nasional, tetapi juga menjadi cikal bakal berdirinya Garuda Indonesia, maskapai kebanggaan bangsa yang kini terbang di berbagai belahan dunia.

Bandara tertua di Indonesia

Jejak panjang sejarah penerbangan juga bisa ditemukan di sejumlah bandara tertua Indonesia, beberapa di antaranya berdiri sejak masa kolonial.

Bandara Adisutjipto Yogyakarta, dibangun sekitar tahun 1930, menjadi pusat operasi pejuang RI pada masa revolusi. Bandara ini menjadi jantung penerbangan Indonesia di masa awal kemerdekaan.

Sementara itu, Bandara Kemayoran Jakarta tercatat sebagai bandara internasional pertama di Indonesia. Aktif sejak 1940, bandara ini berhenti beroperasi pada 1985.

Kondisi terminal Bandara Internasional Kemayoran dan Menara ATC. cnnindonesia.com/Adi Maulana IbrahimKondisi terminal Bandara Internasional Kemayoran dan Menara ATC. (cnnindonesia.com/Adi Maulana Ibrahim)

Di luar Jawa, ada Bandara Polonia Medan (MES) yang dibuka pada 1948. Berawal dari landasan kecil, Polonia berkembang menjadi gerbang utama Sumatera Utara sebelum akhirnya digantikan oleh Bandara Kualanamu.

Tentunya, sejarah aviasi di Indonesia juga tak lepas dari jasa para tokoh yang menjadi pelopor di bidangnya, yakni:

Agustinus Adisutjipto

Dikenal sebagai Bapak Penerbangan Indonesia, ia merupakan penerbang militer pertama Indonesia. Gugur pada 1947, namanya diabadikan menjadi Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Nurtanio Pringgoadisuryo

Seorang perintis pesawat terbang nasional yang dikenal sebagai Bapak Dirgantara Indonesia. Dedikasinya membuka jalan bagi kemajuan teknologi penerbangan Tanah Air.

B. J. Habibie

Presiden ke-3 Republik Indonesia ini menjadi simbol kejayaan industri dirgantara nasional. Melalui IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), Habibie melahirkan pesawat N-250 Gatotkaca dan menanamkan keyakinan bahwa bangsa ini mampu menciptakan teknologi penerbangannya sendiri.

(ana/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |