Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menyatakan proposal 20 poin soal Gaza milik Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mencakup permintaan Pakistan.
Dalam konferensi pers pada Selasa (30/9), Dar menegaskan proposal yang diajukan Trump mengenai perdamaian di Jalur Gaza, Palestina, tidak sesuai dengan permintaan yang diusulkan Pakistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu bukan dokumen kami, bukan dokumen yang kami kirimkan ke mereka," ucap Dar, seperti dikutip dari media Pakistan, Dawn.
Dar berujar tujuan dari proposal damai ini yakni untuk memastikan gencatan senjata, membiarkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza, dan mengakhiri pengungsian paksa.
Menurutnya, hal-hal ini belum sesuai dengan permintaan Pakistan terkait Gaza, salah satunya mengenai komitmen pembentukan negara Palestina sesuai kerangka solusi dua negara.
"Kami telah mengeluarkan pernyataan bersama atas nama delapan negara (yang mengadakan pertemuan dengan Trump di New York pekan lalu). Kami mengakui pernyataan bersama ini," ucap Dar.
"Jika ada perbedaan, kami tetap akan berpegang pada itu. Kami berkomitmen pada pernyataan bersama ini," lanjutnya.
Sejumlah negara Arab-Muslim sebelumnya menggelar pertemuan di New York di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pekan lalu. Pertemuan itu dihadiri oleh para pemimpin dari Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Amerika Serikat.
Dalam pertemuan itu, Trump membahas rencananya untuk mengakhiri serangan Israel di Gaza. Pada kesempatan tersebut, negara-negara Arab-Muslim menyampaikan seruan agar gencatan senjata diberlakukan di Gaza, pengiriman bantuan masuk tanpa hambatan ke Gaza, tak ada lagi pemindahan paksa warga Palestina, seluruh sandera dan yang terusir dipulangkan, Gaza dibangun kembali, serta tak ada upaya Israel mencaplok Gaza maupun Tepi Barat.
"Ketika tujuan-tujuan ini disampaikan kepadanya (Trump), dia diminta untuk bekerja sama dengan kami guna mencapainya," kata Dar.
Dar menambahkan saat itu Trump mengusulkan diri untuk menyusun "solusi yang bisa diterapkan" dengan para menteri luar negeri dari delapan negara Muslim.
Pada Senin (29/9), Trump menyodorkan proposal berisi 20 poin mengenai perdamaian di Gaza. Rencana tersebut membahas soal pembebasan seluruh sandera, perlucutan senjata Hamas, penarikan pasukan Israel, hingga pembentukan pemerintahan Gaza yang teknokratis.
Dalam rencana tersebut, ada bahasan tentang jalan pembentukan negara Palestina, yang disebut sebagai suatu kemungkinan, bukan jaminan.
Padahal, solusi dua negara, yakni pembentukan negara Palestina dan Israel, adalah satu-satunya cara menghentikan konflik menahun Israel-Palestina, dan yang telah lama didorong oleh komunitas internasional.
(blq/bac)