Jakarta, CNN Indonesia --
Tentara Israel menyebut dua roket diluncurkan dari Jalur Gaza, Minggu (7/9). Kelompok militan Palestina, Islamic Jihad, pun mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel berkata sirine serangan udara berbunyi di wilayah Netivot, kota yang terletak 10 km dari wilayah Palestina, saat terjadi serangan roket.
"Dua proyektil teridentifikasi melintas dari Jalur Gaza tengah ke wilayah Israel," demikian pernyataan tentara Israel seperti dilaporkan AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan serupa, mereka mengatakan sebanyak satu proyektil berhasil diblok, sementara yang lain jatuh di area terbuka. Tidak ada korban jiwa dari serangan ini.
Di sisi lain, Islamic Jihad menyatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan roket ke Jalur Gaza.
"[Kami telah menargetkan Netivot] dengan dua roket sebagai tanggapan atas kejahatan yang dilakukan oleh musuh Zionis terhadap rakyat kami," ungkap kelompok yang telah bertempur bersama Hamas di Gaza guna melawan pasukan Israel.
Serangan udara ini kali pertama dilakukan dalam beberapa bulan dan mengancam Netivot.
Sebelumnya, Israel kembali melancarkan serangan udara ke sejumlah gedung tinggi di Gaza City setelah memerintahkan warga Palestina untuk segera mengungsi atau menghadapi ancaman kematian.
Militer Israel pada Sabtu (7/9) merilis peta target baru yang menandai lebih banyak menara apartemen sebagai sasaran. Tak lama kemudian, pesawat tempur Israel menghantam Soussi Tower setinggi 15 lantai yang terletak di kawasan Tal al-Hawa, tepat di seberang kantor Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
"Serangan ini menimbulkan kepanikan di kalangan warga. Waktu evakuasi hanya setengah hingga satu jam, jelas tidak cukup untuk menyelamatkan diri," kata jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, dari Gaza City.
Israel mengklaim bangunan yang diserang digunakan Hamas untuk mengumpulkan intelijen dan menyimpan bahan peledak. Namun, Kantor Media Pemerintah Gaza membantahnya dan menilai tuduhan tersebut sebagai "politik tipu daya sistematis" untuk membenarkan penghancuran infrastruktur serta pengusiran paksa warga Palestina.
Serangan terbaru ini menyusul penghancuran Mushtaha Tower setinggi 12 lantai sehari sebelumnya. Otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 68 warga Palestina tewas dan 362 lainnya luka-luka akibat serangan dalam 24 jam terakhir.
Selain korban jiwa, enam orang meninggal akibat kelaparan yang disebut dipicu blokade Israel, sehingga total kematian akibat kelaparan hampir dua tahun perang mencapai 382 orang, termasuk 135 anak-anak. Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, sedikitnya 64.368 warga Palestina tewas dan lebih dari 162 ribu lainnya luka-luka.
Israel juga kembali menggempur kawasan al-Mawasi di Khan Younis, yang sebelumnya ditetapkan sebagai "zona kemanusiaan".
Serangan ke tenda pengungsi di sana menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai banyak lainnya. Padahal, tentara Israel baru saja mengumumkan pendirian zona kemanusiaan baru di wilayah tersebut, lengkap dengan rumah sakit darurat, suplai air, dan makanan.
(els/isn)