Jakarta, CNN Indonesia --
OpenAI resmi meluncurkan peramban web (mesin pencari) bertenaga kecerdasan buatan (AI), ChatGPT Atlas, yang akan menantang dominasi Chrome di pasar browser.
Browser baru ini diklaim dapat memberikan pengalaman baru menjelajah internet dengan lebih personal dan interaktif.
"Perkenalkan browser baru kami -ChatGPT Atlas," kata OpenAI di X pada Rabu (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OpenAI mengatakan browsernya dilengkapi dengan fitur sidebar ChatGPT yang memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan, menganalisis data, hingga merangkum isi dari situs yang sedang dikunjungi.
"Atlas dirancang agar pengguna dapat berinteraksi langsung dengan konten web, seperti meringkas artikel, membandingkan produk, atau menulis ulang teks agar terdengar lebih profesional," tulis perusahaan Sam Altman tersebut di situs resminya, Selasa (21/10).
ChatGPT Atlas saat ini tersedia secara global dan gratis untuk sistem operasi macOS, dan akan segera hadir untuk Windows, iOS, serta Android.
Selain fitur interaktif, OpenAI juga memperkenalkan mode baru bernama Agent Mode yang memungkinkan pengguna meminta ChatGPT menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir, seperti meneliti dan berbelanja untuk kebutuhan perjalanan.
OpenAI menegaskan bahwa pengguna memiliki kendali penuh atas data dan privasi mereka saat menggunakan Atlas. Data penjelajahan disebut tidak otomatis digunakan untuk melatih model ChatGPT, dan pengguna dapat menghapus riwayat pencarian.
"Anda mengontrol apa yang diingat, bagaimana data digunakan, dan pengaturan privasi saat menjelajah," kata perusahaan tersebut.
Namun, jika pengguna mengaktifkan fitur Browser Memories, ChatGPT akan mengingat fakta dan aktivitas penelusuran pengguna. OpenAI belum menjelaskan secara rinci sejauh mana informasi tersebut dibagikan kepada pihak ketiga.
Lebih lanjut, peluncuran ChatGPT Atlas menandai keseriusan OpenAI untuk menantang dominasi Google Chrome di pasar peramban web global.
Dikutip dari The Guardian, saham Google tercatat turun 4 persen sesaat setelah pengumuman tersebut imbas kekhawatiran investor terhadap potensi persaingan baru di ranah peramban web bertenaga AI.
Selain OpenAI, perusahaan seperti Google dan Perplexity AI sebelumnya juga telah mengintegrasikan teknologi AI ke dalam browser mereka, dengan model Gemini di Chrome dan fitur pencarian kontekstual pada browser Comet.
(lmy/vws)
















































