Polda Jabar: Jaringan Internasional Diduga Danai Kelompok Demo Rusuh

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Rabu, 17 Sep 2025 13:26 WIB

Polda Jabar ungkap dugaan aliran dana dari jaringan anarkis internasional ke kelompok anarkis di Indonesia melalui pembayaran digital. Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan saat konferensi pers beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Cesar)

Bandung, CNN Indonesia --

Polda Jabar mengungkap dugaan aliran dana dari jaringan anarkis internasional kepada kelompok-kelompok terafiliasi anarkisme di Indonesia, terutama di wilayah hukumnya.

Dana yang diklaim jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah itu dikirim melalui layanan pembayaran digital seperti PayPal dan dompet digital lainnya.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan menyebut temuan tersebut terungkap dalam penyelidikan terhadap terduga pelaku kerusuhan saat terjadi gelombang demo di Bandung pada akhir Agustus lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pemeriksaan aparat, diduga para pelaku terkait kelompok yang memiliki hubungan dengan jaringan internasional yang lebih besar.


"Awalnya mereka harus membuktikan diri dengan melakukan aksi kekerasan dan perusakan, lalu hasilnya diposting. Itu di lakukan beberapa kali. Setelah diyakini benar itu satu paham, baru ada balasan dari luar negeri, hingga akhirnya terjadi pengiriman uang," kata Rudi dalam keterangan kepada wartawan di Mapolda Jabar, Bandung, Selasa (16/9).

Menurutnya, aliran dana itu tidak dilakukan secara terang-terangan. Identitas pengirim maupun penerima disamarkan menggunakan julukan dan akun anonim.

Namun, penyidik menemukan bukti transaksi digital yang menunjukkan adanya dana masuk dan keluar dalam jumlah signifikan.

"Nilainya puluhan juta rupiah. Nama-nama yang digunakan bukan identitas asli, melainkan julukan-julukan. Tapi kaitannya jelas dengan mereka yang kami tangkap di Indonesia," ujarnya.

Rudi menegaskan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

Selain itu, dia menyatakan Polda Jabar berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya, Polda Jawa Tengah, Polda Jawa Timur, Bareskrim Polri dan Densus 88 untuk menelusuri lebih jauh sumber pendanaan serta aktor intelektual di balik jaringan ini.

Meski memiliki keterkaitan dengan ideologi anarkisme internasional, Rudi menekankan bahwa kelompok ini berbeda dengan jaringan radikal berbasis agama.

"Ini bukan radikalisme, tapi lebih karena kekecewaan, kemiskinan, dan rasa ketidakadilan yang mereka alami, lalu dikuatkan dengan doktrin serta literatur yang mereka baca," katanya.

(csr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |