Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Prabowo Subianto telah mengucurkan bantuan sosial (bansos) Rp101,1 triliun sejak 1 Januari hingga akhir Agustus 2025.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan jumlah belanja bansos tersebut naik 5,5 persen dibandingkan Agustus 2024. Saat itu, anggaran bansos terealisasi Rp95,9 triliun.
"Belanja bantuan sosial lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Tahun ini Rp101,1 triliun, 5,5 persen lebih tinggi," ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTa edisi Agustus 2025, Senin (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belanja bansos ini terealisasikan untuk Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JKN) sebesar Rp30,9 triliun kepada 96,7 juta peserta. Lalu, kartu sembako Rp34,4 triliun untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Kemudian, untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp18,3 triliun untuk 10 juta KPM dan KIP Kuliah sebesar Rp8,2 triliun untuk 895,9 ribu mahasiswa, serta PIP Rp6,6 triliun untuk 11,3 juta siswa.
Anggaran bansos ini belum termasuk 8 program paket ekonomi semester II-2025 yang baru diumumkan pekan lalu. Total anggaran paket stimulus ekonomi akan mencapai Rp15,66 triliun. Jumlah itu terdiri dari APBN sebesar Rp12,79 triliun dan non-APBN sebesar Rp2,87 triliun.
"Kita sedang mendesain, menyiapkan, dan akan menjalankan delapan program paket ekonomi semester II-2025. Untuk program ini ada magang, perluasan PPh 21 DTP untuk pekerja sektor pariwisata hingga padat karya tunai," terang Suahasil.
Berdasarkan catatan Kemenkeu, secara total belanja negara sudah terealisasi sebesar Rp1.960,3 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp1.388,8 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp571,5 triliun.
Belanja Pemerintah Pusat terdiri dari belanja K/L Rp686 triliun dan belanja nonkementerian/lembaga Rp702,8 triliun.
Belanja K/L disalurkan melalui belanja pegawai sebesar Rp212,8 triliun, belanja barang Rp232,2 triliun, belanja modal Rp232,2 triliun dan belanja bansos Rp101,1 triliun.
(ldy/dhf)
