CNN Indonesia
Senin, 08 Sep 2025 19:55 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Ribuan orang yang terdiri dari para pemuda dan pemudi atau Gen Z di Nepal menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk perlawanan atas kebijakan pemerintah yang dianggap mengekang kebebasan.
Demonstrasi yang berubah menjadi kerusuhan tersebut menewaskan sedikitnya 16 orang, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa yang mayoritas para pelajar dan mahasiswa itu berdemonstrasi di Kota Kathmandu menentang keputusan pemerintah Nepal melarang platform media sosial utama termasuk Facebook, YouTube, X, dan WhatsApp.
Total ada 26 platform media sosial yang dibekukan pemerintah Nepal.
"Amat disayangkan, 16 orang meninggal dunia. Sedikitnya 100 orang terluka termasuk petugas kepolisian," ujar juru bicara Kepolisian Kathmandu.
Kebanyakan mereka yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Sipil.
"Saya tak pernah melihat situasi yang amat mengganggu seperti ini sebelumnya di rumah sakit," kata staf informasi RS Sipil, Ranjana.
"Gas air mata bahkan sampai memasuki ke dalam area rumah sakit, semakin mempersulit kerja dokter," ia menambahkan.
Gerakan yang awalnya merupakan aksi demonstrasi meningkat menjadi pembangkangan terbesar oleh anak-anak muda di negara itu selama bertahun-tahun.
Sikap itu dipicu juga oleh rasa frustrasi mereka yang lebih luas atas korupsi dan situasi politik di negara tersebut.
Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan setelah kepolisian berupaya menghalau massa pedemo sehingga terjadi bentrokan.
Kekerasan dari aparat semakin menjadi-jadi setelah beberapa pedemo berupaya menembus area parlemen dengan menaiki pagar bangunan tersebut.
Sejumlah demonstrasi juga digelar di sejumlah daerah di Nepal.
(bac)