Sah! Carlo Acutis jadi Santo Milenial Pertama Gereja Katolik

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Beato Carlo Acutis dinobatkan sebagai santo, hari ini, Minggu (7/9). Kanonisasi berlangsung bersamaan dengan kanonisasi Pier Giorgio Frassatti yang dipimpin oleh Paus Leo XIV.

Di lapangan Santo Petrus, Vatikan, kerumunan besar berkumpul, melambaikan plakat dan bendera bergambar Acutis. Pemuda berusia 15 tahun yang meninggal akibat leukimia pada 2006 ini kini sah menjadi santo.

Kanonisasi Acutis sebelumnya direncanakan pada 27 April lalu. Namun prosesi ini ditunda saat Paus Fransiskus meninggal. Paus Fransiskus kala itu sempat menjuluki Acutis sebagai influencer Tuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Julukan ini bukan tanpa alasan. Acutis menggunakan ketrampilan komputernya untuk menyebarkan kesadaran akan iman Katolik. Ia membuat situs web guna mendokumentasikan laporan mujizat.

Sang ibu, Antonia Salzano, berkata dirinya yakin kehidupan dan keyakinan putranya beresonansi dengan generasi muda, terutama mereka yang berselancar di dunia digital yang kompleks.

"Carlo adalah pesan harapan, karena Carlo berkata, 'Ya, kamu harus menggunakan (internet) untuk kebaikan'," kata Salzano dalam sebuah wawancara dengan CNN awal tahun ini.

Salzano berkata Acutis sadar akan kecanduan gim video dan memilih untuk main PlayStation seminggu sekali hanya selama satu jam.

Acutis, lanjut dia, pernah berkata bahwa semua orang terlahir orisinil tapi banyak yang mati sebagai fotocopy.

"Kita masing-masing istimewa, ada panggilan, misi. Jika kita tidak menyadari misi yang telah diperjuangkan Tuhan sejak kekekalan bagi kita masing-masing... kita berisiko berakhir seperti fotokopi orang lain," imbuhnya.

Sementara itu,  Acutis dilaporkan menyembuhkan anak laki-laki Brasil dari cacat lahir. Anak yang tidak dapat makan secara normal ini dilaporkan sembuh setelah sang ibu berdoa pada Acutis agar anaknya sembuh.

Mujizat kedua dikaitkan dengan laporan kesembuhan gadis dari Kosta Rika yang mengalami trauma kepala setelah jatuh dari sepeda. Sang ibu berdoa di makam Acutis di Assisi dan anaknya sembuh.

Acutis berpulang akibat leukimia pada usia 15 tahun pada 2006. Belasan tahun usai kematiannya, jenazah Acutis digali lalu dibungkus lilin sehingga menyerupai dirinya semasa hidup. Ia pun ditempatkan di dalam sarkofagus kaca di Gereja Santa Maria Maggiore, Assisi.

Sebuah fragmen jantungnya diambil sebagai relik dan dipajang di berbagai negara di seluruh dunia. Pada akhir Juli sampai awal Agustus 2025, relik dipajang di Gereja San Marcello al Corso, dalam sebuah acara remaja di Roma.

Pengakuan Acutis sebagai Beato saat itu menyentuh banyak orang muda Katolik dalam gelaran itu.

"Saya merasa memiliki hubungan yang lebih dekat dengannya karena saya lahir pada tahun kematiannya," kata Gary Friesen dari Kanada.

"Dia sangat bersemangat dengan internet, media sosial, dan situs web untuk penginjilan. Saya juga punya hobi yang sama dengannya, dan di Instagram saya berusaha menyebarkan Injil sebaik mungkin."

(els/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |