Seberapa Besar Peluang Heatwave 'Panggang' RI? Ini Kata BMKG

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai peluang terjadinya heatwave atau gelombang panas ekstrem yang bisa 'memanggang' Indonesia relatif kecil, meskipun tren krisis iklim terus meningkat.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan karakteristik atmosfer Indonesia yang didominasi gerakan udara vertikal dan kelembapan tinggi dinilai menjadi faktor pembatas terjadinya gelombang panas ekstrem seperti yang kerap melanda Eropa, Amerika, atau Asia Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini kami melihat peluangnya kecil, karena wilayah Indonesia itu pergerakan udaranya itu cenderung vertikal, sehingga kondisi iklim wilayah Indonesia itu cenderung mencegah masuknya gelombang panas ke wilayah kita," ujar Ardhasena dalam paparan Outlook Iklim 2026, melalui daring, Jakarta, Selasa (23/12).

Ia menjelaskan, gelombang panas ekstrem biasanya terjadi di wilayah dengan sirkulasi udara horizontal yang kuat, yang memungkinkan panas terperangkap dalam waktu lama. Kondisi tersebut berbeda dengan Indonesia yang memiliki tutupan awan tinggi dan konveksi aktif.

"Jadi ayunan dari temperatur yang cukup tinggi itu terjadi bisa lebih dari 45-46 derajat Celcius, saat ini kami melihat peluangnya kecil, karena wilayah Indonesia itu pergerakan udaranya itu cenderung vertikal," jelas BMKG.

Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa Indonesia tetap menghadapi dampak pemanasan jangka panjang, terutama dalam bentuk kenaikan suhu rata-rata dan kelembapan udara yang dapat menurunkan tingkat kenyamanan dan berdampak pada kesehatan masyarakat.

"Perlu kita antisipasi jangka panjang adalah kombinasi dari kenaikan tren temperatur secara gradual yang terjadi secara terus-menerus ini, dan juga kenaikan kelembapan yang terjadi secara terus-menerus dan efek komulatif dari keduanya," kata BMKG.

BMKG memprediksi suhu rata-rata tahunan Indonesia pada 2026 berada di kisaran 25-29 derajat Celsius, dengan suhu lebih rendah di wilayah dataran tinggi seperti Pegunungan Bukit Barisan, Latimojong, dan Jayawijaya.

Namun, sejumlah wilayah diperkirakan mengalami suhu rata-rata di atas 28 derajat Celsius, terutama di Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian timur dan tengah, pesisir utara Jawa, serta Papua bagian selatan.

BMKG mengingatkan bahwa meski tanpa heatwave ekstrem, kombinasi suhu tinggi dan kelembapan tinggi tetap dapat memicu kondisi tidak nyaman hingga berisiko bagi kelompok rentan.

"Pada periode transisi musim, kelembapan tinggi sering menimbulkan kondisi yang oleh masyarakat dirasakan sangat gerah. Ini tetap perlu diantisipasi dari sisi kesehatan," tegas Ardhasena.

(wpj/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |