Jakarta, CNN Indonesia --
Melalui program unggulan Desa BRILian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melanjutkan dukungan terhadap ekonomi kerakyatan. Salah satu desa binaan yang menunjukkan capaian positif adalah Kalurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masuk dalam 40 besar Desa BRILiaN 2023, Kelurahan Hargobinangun tidak hanya dikenal karena keindahan panorama Gunung Merapi, tetapi juga karena produk unggulan usaha mikro warganya, seperti Batik Parang Kaliurang yang digagas oleh Menuk Sayekti.
Menuk mengungkapkan, UMKM Batik Parang Kaliurang bermula pada 2007 saat mengikuti pelatihan pembuatan jumputan di daerahnya. Seiring waktu, Menuk berinovasi menggabungkan teknik jumputan dengan batik tulis dan batik cap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mengikuti pelatihan membatik pascaerupsi Merapi 2010, Menuk membentuk identitas Batik Parang Kaliurang, yaitu dengan mengangkat motif-motif alam sekitar lereng Merapi seperti edelweis, anggrek hutan, dan kontur gunung.
"Kami ingin membawa filosofi motif parang yang melambangkan kekuatan dan keteguhan ke dalam batik kami. Dari awal, saya ingin agar produk ini bukan sekadar kain, tapi juga punya cerita dan jiwa," kata Menuk.
Tak hanya fokus pada produksi, Menuk juga mengembangkan wisata membatik di Kaliurang. Kini, wisatawan bisa merasakan langsung pengalaman membuat batik dalam sebuah workshop singkat. Strategi ini tak hanya memperkenalkan batik kepada generasi muda, tapi juga mendorong keberlanjutan usaha.
Saat ini, Batik Parang Kaliurang dijalankan dengan menjaga kualitas dan orisinalitas, antara lain dengan mengeluarkan item yang diproduksi secara terbatas dan tidak diproduksi ulang demi menjaga nilai keunikan.
Komitmen menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen itu pun dilakukan Batik Parang Kaliurang dengan mendapatkan sertifikat halal. Sertifikasi ini tidak hanya menjadi jaminan keamanan dan kenyamanan, tetapi juga membuka peluang lebih luas untuk menembus pasar nasional dan global, khususnya di segmen konsumen muslim.
Program Desa BRILiaN hadir mendampingi Menuk dan pelaku UMKM lainnya dengan pelatihan manajemen usaha hingga fasilitasi keikutsertaan dalam beberapa pameran. Langkah ini menjadi bukti nyata peran BRI dalam mendorong UMKM agar naik kelas, serta memperluas akses pasar.
"Kami sangat berharap BRI terus menjadi mitra kami dalam tumbuh dan berkembang, terutama melalui pelatihan, pendampingan, dan akses untuk memperluas pasar. Kami ingin membawa batik khas Kaliurang ini dikenal lebih luas lagi," kata Menuk.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyampaikan bahwa program Desa BRILiaN merupakan wujud komitmen BRI dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat desa secara berkelanjutan.
"Melalui program pemberdayaan yang terstruktur dan sinergi dengan berbagai pihak, kami percaya desa-desa di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. UMKM seperti Batik Parang Kaliurang adalah contoh nyata bagaimana semangat inovasi dan kolaborasi dapat menghadirkan perubahan positif di tingkat lokal," pungkas Hendy.
(rea/rir)