Terpapar Zat Radioaktif, 9 Kontainer Impor dari Filipina Dikembalikan

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil menggagalkan masuknya barang impor terkontaminasi zat radioaktif Cesium 137 (Cs-137) sebanyak sembilan kontainer ke tanah air.

Kesembilan kontainer tersebut tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu.

Namun, Radiation Portal Monitor (RPM) yang terpasang di lokasi tersebut menunjukkan adanya kenaikan nilai cacah radiasi di atas ambang yang ditetapkan, sehingga memicu alarm pada lima kontainer dari total sembilan kontainer produk impor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan dokumen, kontainer impor berisi zinc concentrate powder berasal dari negara Filipina, yang secara alami seharusnya tidak akan memicu alarm di unit RPM," ujar Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Ishak melalui keterangan di Jakarta, seperti dikutip Senin (22/9).

Ishak menyebutkan pihaknya telah melakukan pemeriksaan tambahan (secondary inspection) untuk memastikan hasil pembacaan RPM serta mengetahui sumber penyebab kenaikan nilai cacah tersebut.

Kemudian, hasil pemeriksaan menemukan fakta bahwa seluruh kontainer yang memicu alarm RPM (sebanyak lima kontainer dari sembilan kontainer) memberikan paparan laju dosis radiasi yang jauh lebih tinggi dari nilai laju dosis latar (hingga 210 kali nilai laju dosis latar).

Pemeriksaan lebih lanjut dengan peralatan identifikasi radio nuklida, jelas Ishak, menunjukkan bahwa keseluruhan paparan radiasi tersebut diakibatkan adanya keberadaan nuklida Cs-137 di dalam kontainer.

"Untuk memastikan bahwa nuklida Cs-137 terdapat di dalam kontainer atau merupakan kontaminasi di dinding luar kontainer, maka tim Mobile Expert Support Team (MEST) melakukan tes usap yang menunjukkan bahwa dinding luar kontainer bebas kontaminasi, sehingga dapat dipastikan bahwa nuklida Cs-137 berada di dalam kontainer," ujarnya.

Ishak mengungkapkan proses pemeriksaan juga dilakukan terhadap empat kontainer yang tidak memicu alarm di unit RPM juga menunjukkan bahwa keempat kontainer memberikan nilai paparan paparan laju dosis radiasi yang melebihi nilai laju dosis latar.

Hasil identifikasi radionuklida serta tes usap, lanjut dia, juga menunjukkan keseluruhan paparan radiasi tersebut diakibatkan keberadaan nuklida Cs-137 di dalam kontainer.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut di atas, maka Bapeten merekomendasikan untuk mengembalikan seluruh kontainer ke negara asal yaitu Filipina, karena terbukti terdapat kontaminasi nuklida Cs-137 di dalam kontainer tersebut," tegasnya.

Karenanya, Ishak menyebutkan pihak Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tanjung Priok dan pihak importir akan segera memproses pengembalian seluruh kontainer terkontaminasi ke negara asal.

Sebelumnya kolaborasi antara Bapeten dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu juga berhasil mencegah masuknya produk impor terkontaminasi zat radioaktif Cs-137 ke tanah air pada 11 September 2025, dan telah dilakukan reekspor (pengembalian) terhadap kontainer berisi produk impor terkontaminasi tersebut ke negara asalnya (Filipina).

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Read Entire Article
| | | |