CNN Indonesia
Kamis, 04 Sep 2025 14:37 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto 'menyemprot' Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi terkait sengkarut masalah beras belakangan ini.
Semprot ia berikan terkait langkah pemerintah yang hanya menyimpan beras agar terlihat seolah-olah cadangan nasional terlihat jumbo.
Ia meminta Arief tak cuma memberikan saran, tetapi juga menggunakan kewenangannya sebagai bos Bapanas untuk segera mengeluarkan stok beras pemerintah dari gudang Bulog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ternyata hal itu tidak dilakukan.
"Saya sudah berulang kali, dari Februari (2025) mengatakan bahwa stok beras yang ada di Bulog itu harus berputar. Jangan disimpan (di gudang), apalagi disimpan sampai lebih dari satu tahun," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Bapanas di Komisi IV DPR RI di Jakarta Pusat, Kamis (4/9).
Ia mengatakan beras yang tidak disalurkan ke masyarakat justru bakal merugikan negara. Hitungan Titiek, untuk 100 ribu ton beras yang terbuang bakal membuat negara rugi Rp1,2 triliun.
Oleh karena itu, Titiek Soeharto mendesak Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi untuk segera mengguyur stok beras Perum Bulog ke pasar.
"Jadi, tolong ini dikoordinasikan supaya janganlah kita nyimpan-nyimpan (nimbun) stok hanya untuk supaya kita bisa punya cadangan beras yang besar tahun ini. Bapak jangan bilang mengusulkan-mengusulkan, bapak punya wewenang untuk itu!" jelasnya.
"Baik bu, dilaksanakan," timpal Arief.
Badan Pangan Nasional memaparkan cadangan beras di Bulog per 3 September 2025 mencapai 3,95 juta ton. Itu terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) 3,94 juta ton dan stok komersial sebesar 15 ribu ton.
Arief mengakui memang ada kendala dalam penyaluran beras Bulog ke pasar. Itu selaras dengan keluhan anggota Komisi IV DPR RI, di mana masyarakat menginformasikan harga beras mahal imbas stok di pasar sedikit.
Berdasarkan data Bapanas, penyaluran beras Bulog pada tahun ini bahkan menjadi yang terendah. Beras dari gudang pemerintah itu baru tersalurkan 0,7 juta ton per 12 Agustus 2025.
"Hari ini kalau bapak (anggota DPR RI) sampaikan, 'Kok harganya naik?'. Sekarang yang kita dorong adalah penyaluran beras Bulog, ini harus dipercepat oleh kita semua," tuturnya.
(skt/pta)