Tren 'One Meal A Day' buat Turunkan Berat Badan, Sehat Enggak Sih?

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Makan satu kali sehari atau dikenal dengan one meal a day (OMAD) tengah menjadi tren diet yang cukup banyak dibicarakan di media sosial, terutama di TikTok. Metode ini menjanjikan penurunan berat badan yang cepat tanpa harus menghitung kalori atau membatasi jenis makanan.

Namun, seiring meningkatnya popularitas diet ekstrem ini, muncul pula pertanyaan, apakah diet OMAD benar-benar sehat atau justru bisa membahayakan tubuh?

Mengutip Healthline, OMAD adalah salah satu bentuk intermittent fasting yang dikenal sebagai metode 23:1. Pada diet ini, seseorang berpuasa selama 23 jam dan hanya memiliki jendela makan selama satu jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umumnya, pelaku diet ini hanya mengonsumsi satu kali makan besar setiap hari. Biasanya, makan dilakukan pada malam hari dan tidak mengonsumsi kalori di luar jam tersebut.

Keunggulan utama OMAD adalah kemudahannya. Tidak ada makanan yang dilarang dan tidak perlu menghitung kalori, cukup mengatur waktu makan. Bagi sebagian orang, ini terdengar seperti solusi praktis menurunkan berat badan.

Pelaku OMAD percaya bahwa pola ini dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan seperti menurunkan berat badan dengan cepat, meningkatkan proses pembakaran lemak, dan menyederhanakan rutinitas makan.

Beberapa studi kecil juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Sebuah penelitian pada 2022 menyebutkan bahwa makan satu kali sehari di malam hari dapat membantu penurunan berat badan dan meningkatkan oksidasi lemak saat berolahraga.

Namun, penting untuk dicatat bahwa studi ini dilakukan dalam skala kecil sehingga hasilnya belum bisa dibuktikan.

Risiko OMAD

Meski terlihat menjanjikan, metode OMAD bukan tanpa risiko. Menukil Medical News Today, membatasi waktu makan secara ekstrem bisa menyebabkan sejumlah efek samping, antara lain:

- rasa lapar yang intens,
- lemas, pusing, dan kesulitan berkonsentrasi akibat fluktuasi gula darah,
- kelelahan karena kurangnya asupan energi,
- meningkatnya risiko perilaku makan yang tidak sehat, seperti binge eating.

ilustrasi malas makanIlustrasi. Tren one meal a day atau OMAD saat diet tak sepenuhnya aman dari risiko kesehatan. (iStockphoto/KatarzynaBialasiewicz)

Bahkan, sebuah tinjauan ilmiah pada 2023 menyebutkan bahwa pola makan ekstrem seperti ini dapat menimbulkan stres psikologis dan gangguan makan, terutama pada mereka yang cenderung mengalami tekanan emosional saat menjalani diet ketat.

Pola makan satu kali sehari juga tidak disarankan untuk semua kalangan. Orang dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes tipe 1, gangguan gula darah rendah, atau masalah metabolik lainnya memerlukan pola makan yang lebih teratur demi menjaga kestabilan kesehatan.

Selain itu, ada risiko meningkatnya kolesterol jahat (LDL) yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau stroke. Dalam studi tahun 2017, pola makan yang membatasi energi dalam jangka waktu tertentu tidak terbukti lebih efektif dibanding pembatasan kalori harian biasa, dan justru menunjukkan peningkatan kadar LDL.

Alternatif yang lebih aman

Jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan secara sehat dan berkelanjutan, pendekatan yang lebih seimbang mungkin lebih bijak. Beberapa metode yang lebih aman meliputi:

- menjalani diet Mediterania atau DASH,
- makan porsi kecil tapi sering,
- kurangi camilan malam,
- rajin berolahraga dan mencatat asupan makanan,
- konsultasi dengan ahli gizi.

(tis/asr)

Read Entire Article
| | | |