TSI Minta Penanganan Macan Tutul Kabur di Lembang Tak Main-main

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Penanganan macan tutul kabur dari Lembang Park and Zoo ke wilayah Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, didesak lebih serius dan dilakukan secepatnya.

Taman Safari Indonesia (TSI), salah satu lembaga konservasi hewan, meminta penanganan masalah tersebut tidak boleh main-main.

"Ini bukan hal yang mudah dan bukan yang tanpa risiko, sehingga tidak bisa main-main soal ini," kata Anggota Dewan Pengelola TSI John Sumampau, seperti dilansir Antara, Rabu (3/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, menurut dia, kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat. Dia khawatir macan tutul yang kabur berpotensi konflik satwa dengan manusia lagi.

Hal ini juga berbahaya bagi anak kecil dan ternak, meski kawasan tersebut sebetulnya bisa cocok sebagai habitat macan tutul.

Dia menerangkan bahaya juga bisa meningkat jika macan tutul muda tersebut ternyata mengalami gangguan secara psikologis karena berbagai faktor, termasuk tingkat stres berlebihan.

"Macan tutul adalah hewan yang pandai kamuflase, lima meter itu bisa tidak kelihatan. Umpamanya jika dia secara psikologis terganggu, maunya ingin terlihat ya bisa terlihat lagi, bisa datang lagi ke perkampungan mencari makanan," paparnya.

Dia menyebut, masyarakat dapat melakukan pengamanan kampung mereka dari ancaman masuknya macan tutul lewat menggalakkan siskamling dengan per kelompok lima orang atau lebih untuk bisa menghalau satwa itu kembali ke hutan.

Mengenai psikologis macan tutul yang tidak stabil, dia mengatakan hal tersebut bisa meningkatkan bahaya bagi tim yang berusaha mengamankan satwa itu.

Dia menambahkan, semisal dengan peralatan yang umum digunakan, yakni "blow pipe" untuk membius hewan dengan batas maksimal digunakan dalam radius tak lebih dari 10 meter, kemungkinan besar bisa gagal karena macan itu lari atau malah balik menyerang karena merasa terdesak.

John menjelaskan berbagai aspek penanganan yang standar perlu menjadi pertimbangan berbagai pihak, karena insiden ini akan menjadi perhatian dunia terkait dengan penanganan satwa dilindungi tersebut.

"Kalau nyawa satwanya hilang, nama kita jelek di dunia, karena dunia akan menyorot kita, dan kalau kita kehilangan nyawa petugas juga tidak lucu. Karena ini tidak bisa main-main," ujarnya.

Pihaknya menyatakan kesiapan jika sewaktu-waktu diminta bantuan menangani insiden ini, mengingat beberapa kali telah terjun dalam penyelamatan macan tutul di beberapa daerah.

Peralatan yang dimiliki, khususnya di TSI, terbilang siap dengan kandang jebak, kandang angkut, senjata bius jarak jauh, dan sumber daya manusia, seperti keeper, dokter hewan, dan tim medis hewan yang berpengalaman.

"Kami selalu terbuka jika tenaga dan pengalaman kami selama ini dibutuhkan oleh berbagai pihak dalam penyelamatan hewan dilindungi ini. Karena itu tadi, kita tidak bisa main-main," katanya.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menyatakan macan tutul yang lepas dari kandang karantina di Lembang Park and Zoo, Kabupaten Bandung Barat, diduga mengarah ke kawasan hutan Gunung Tangkuban Parahu.

Kepala BBKSDA Jawa Barat Agus Arianto mengatakan dugaan tersebut didasarkan pada temuan jejak satwa yang ditemukan tim pencari di lapangan.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |