Jakarta, CNN Indonesia --
Sebagian orang mungkin berpikir hewan tidak memiliki kemampuan berhitung sebagaimana manusia. Namun, benarkah demikian?
Sebuah penelitian baru mengungkap penemuan mengenai indra bilangan pada hewan yang memungkinkan mereka dapat berhitung. Para peneliti mengonfirmasi temuan ini lewat sejumlah penelitian pada tikus.
Penelitian yang sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah Science Advances ini menyoroti mekanisme yang mendasari kemampuan numerik pada hewan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Studi kami membantu membedah hubungan antara besaran dan pemrosesan numerositas. Kami menemukan hal itu ketika kami memblokir bagian tertentu dari pada otak tikus, yang disebut korteks parietal posterior," kata Profesor Yung, Dekan dari Jockey Club College of Veterinary Medicine and Life Sciences dan Ketua Profesor Cognitive Neuroscience diCity UHK, salah satu penulis koresponden melansir dari Science Daily, Selasa (16/4).
"Kemampuan mereka untuk memahami angka terpengaruh tetapi tidak pada kemampuan mereka untuk memahami besarnya. Hal ini menunjukkan bahwa otak memiliki area khusus untuk menangani angka," lanjutnya.
Sebelumnya, tim peneliti mengembangkan pendekatan inovatif menggunakan tugas pembelajaran numerik baru, yakni dengan teknik manipulasi otak, pemodelan kecerdasan buatan, dan penyelesaian argumen yang bertujuan merangsang indera tikus terhadap angka.
Hasilnya, ditemukan bahwa tikus yang tidak memiliki pengetahuan tentang angka memiliki kemampuan untuk mengembangkan indera angka.
Ini dibuktikan dengan pelatihan menggunakan suara-suara yang mewakili angka kepada tikus yang membuat tikus secara konsisten berfokus pada jumlah suara tersebut saat membuat pilihan sebagai hadiah makanannya.
Tentunya penelitian ini menegaskan bukti bahwa otak tikus memiliki area khusus untuk menangani angka.
Pengertian angka berkaitan dengan kelangsungan hidup
Number sense adalah kemampuan mendasar dalam persepsi hewan terhadap dunia yang bisa meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup. Ini juga kemampuan kognitif yang penting dan dasar dari matematika yang mewakili bentuk kecerdasan manusia.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap hewan ini, digunakan konsep pengertian bilangan agar hewan dapat membandingkan, memperkirakan, dan memanipulasi besaran numerik secara nonsimbolik, seperti luas objek secara visual atau durasi getaran suara.
Pengembangan dari pengertian bilangan yang dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan rangsangan yang memungkinkan hewan untuk fokus hanya pada angka-angka dengan meminimalkan faktor-faktor lain yang mengganggu, sehingga para ilmuwan dapat lebih memahami bagaimana cara hewan memandang dan mengukur angka.
"Studi ini tidak hanya memecahkan misteri lama tentang bagaimana otak menangani angka, namun juga menawarkan wawasan baru dalam mempelajari sirkuit saraf spesifik yang terlibat dalam pemrosesan angka pada hewan dan bagaimana gen dikaitkan dengan kemampuan matematika," kata Profesor Ke dari Fakultas Ilmu Biomedis di CU Medicine, salah satu penulis koresponden.
"Selain itu, temuan dari pemodelan jaringan saraf dapat memiliki aplikasi praktis di bidang kecerdasan buatan. Di masa depan, peningkatan pemahaman kita tentang mekanisme otak yang mendasari pemrosesan angka dapat berkontribusi pada pengembangan intervensi bagi individu dengan kesulitan numerik," pungkasnya.
(rni/dmi)