Bulog akan Bangun 100 Gudang Senilai Rp5 T, Tampung Hasil Panen Petani

2 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Perum Bulog akan membangun 100 gudang baru dengan nilai investasi mencapai Rp5 triliun.

Pembangunan ini ditujukan untuk memperkuat rantai pasok pangan nasional dan memastikan hasil panen petani terserap maksimal tanpa kendala penyimpanan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan keputusan itu merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas pada 28 September 2025 lalu, yang menekankan agar ketersediaan pangan tidak terganggu oleh hambatan logistik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masalah utama dalam penyerapan gabah dan jagung selama ini terletak pada terbatasnya kapasitas gudang Bulog yang justru berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Padahal, produksi beras nasional meningkat signifikan dari 30 juta ton menjadi 34,77 juta ton, atau naik lebih dari 13 persen.

"Pemerintah tidak ingin ada hambatan dalam penyerapan gabah maupun jagung. Tidak boleh masyarakat atau petani dirugikan karena ketidakmampuan kita menyerap hasil panen," ujar Zulhas dalam Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (11/11).

Ia menambahkan pembangunan 100 gudang baru ini akan menjadi jawaban atas keluhan petani di berbagai daerah yang kerap kesulitan menyalurkan hasil panennya.

Rencana tersebut tengah menunggu penerbitan peraturan presiden (perpres) sebagai dasar penugasan kepada Bulog.

"Menurut Undang-Undang BUMN yang baru, setiap penugasan harus ada SKB dan Inpres atau Perpres. Ini sedang kita urus agar segera bisa dijalankan," ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjelaskan proyek pembangunan 100 gudang akan diprioritaskan di kabupaten dan kota yang belum memiliki fasilitas penyimpanan, termasuk wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) seperti Nias Selatan dan Morotai.

Langkah ini dilakukan agar efisiensi biaya distribusi meningkat dan stok pangan tetap aman saat akses transportasi terganggu akibat cuaca.

Bulog juga akan menyesuaikan desain gudang dengan karakteristik wilayah. Di sentra produksi pangan, gudang akan dilengkapi dengan Rice Milling Unit (RMU), dryer, dan fasilitas pascapanen lainnya.

Sementara di daerah kepulauan yang tidak memiliki lahan pertanian luas, gudang hanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan sementara.

"Kalau wilayahnya sentra produksi pangan, itu dilengkapi dengan RMU dan dryer. Tapi kalau di kepulauan yang tidak punya sentra pangan, hanya gudang saja," ujar Rizal.

Setiap gudang nantinya memiliki kapasitas bervariasi antara 1.000 ton hingga 7.000 ton, tergantung pada luas lahan dan potensi pertanian di daerah tersebut.

Bulog juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menentukan lokasi prioritas agar pembangunan selaras dengan peta produksi pangan nasional.

Rizal menargetkan seluruh gudang dapat selesai dibangun dalam waktu satu tahun agar siap menampung hasil panen raya pada 2026. Pembangunan akan dilakukan secepatnya, menyesuaikan kondisi cuaca di masing-masing wilayah.

"Kita inginnya 100 gudang itu setahun jadi. Begitu cuaca bagus, langsung kita kerjakan," ujarnya.

Bulog akan menggandeng BUMN Karya untuk mempercepat realisasi proyek ini. Kerja sama tersebut diharapkan mampu mempercepat penyediaan infrastruktur logistik pangan dan menekan potensi kehilangan hasil pasca panen di tingkat petani.

"Oh, pasti (menggandeng BUMN lain). Karena dari BUMN pasti akan kita prioritaskan adalah teman-teman BUMN Karya yang akan mengerjakan," tutur Rizal lebih lanjut.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
| | | |